Petunjuk Teknis Budidaya Bawang Merah: Pada tahun 2018, kami mengadakan penelitian tentang bawang merah di Maluku. Sekedar untuk menjadi pengingat atau mungkin catatan kecil bagi siapapun yang berusaha untuk memahami posisi Maluku dalam produksi bawang merah, saya mencatat sedikit kondisi perbawang merahan di maluku disaat penelitian tersebut sedang berlangsung.
Penawaran dan permintaan bawang merah di Maluku
Bawang merah merupakan komoditas strategis yang dicanangkan pemerintah menjadi komoditas eksport pada tahun 2024. Hingga saat ini, produksi bawang merah masih terpusat di Pulau Jawa. Kontribusi produksi bawang di luar jawa hanya berkisar 22 persen, yang selebihnya di datangkan dari pulau Jawa.
Jika melihat kondisi produksi bawang merah di Maluku, produksi dan produktivitas bawang merah masih dibawah rata- rata nasional. Berdasarkan data BPS 2017, produktivitas bawang merah di Maluku hanya mencapai 2.35 ton/ha, sedangkan rata- rata produksi nasional sebesar 10 ton/ha.
Sedangkan dari sisi permintaan, besarnya konsumsi bawang merah meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Jika menggunakan asumsi konsumsi 2,49 kg/kapita/tahun, maka prediksi kebutuhan konsumsi bawang merah di Maluku sebesar 4.199 ton/tahun. Padahal, berdasarkan data BPS tahun 2017, produksi bawang merah di Maluku hanya berkisar 304 ton di tahun 2016.
Jika dilihat dari karakteristik sebagai sayuran, penyimpanan bawang merah tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama. Hal ini sangat mempengaruhi proses penyimpanan dan distribusi bawang merah di daerah tujuan. Sifatnya yang harus disegerakan untuk dikonsumsi menjadikan stok bawang berfluktuasi di pasaran dan tidak heran menyebabkan rawan terjadi kelangkaan stok yang kemudian menyebabkan fluktuasi harga.
Harga bawang merah biasanya naik pada saat musim hujan, musim yang menyebabkan turunnya produksi bawang karena berbagai hal. Pada saat musim hujan, bawang sangat rentan dengan kondisi genangan air sehingga membusuk, dan serangan hama penyakit terutama layu fusarium dan antraknosa. Harga bawang merah juga naik apabila mendekati perayaan hari hari besar seperyi hari raya idul fitri, idul adha, natal, dan tahun baru.
Sebaliknya pada musim kemarau, stok bawang merah cenderung meningkat karena panen raya. peningkatan produksi musiman tersebut ternyata tidak sebanding dengan peningkatan penerimaan karena harga pasar menjadi turun karena stok yang melimpah. Petani belum memiliki teknologi penyimpanan sehingga harus menjual seluruh hasil produksinya, sementara di sisi permintaan, konsumsi cenderung tetap.
Petunjuk Teknis Budidaya Bawang Merah
Berdasarkan proses produksinya, tahapan budidaya bawang merah terdiri dari:
Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan untuk memperbaiki aerasi dan drainase tanah, meratakan permukaan tanah, mengendalikan gulma, dan pencegahan penyakit. Pada lahan kering, tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 20 cm, kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1.2 meter, tinggi 25 cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi lahan.
Selain mengubah struktur dan ukuran tanah, pengolahan lahan juga memperhatikan sifat pH tanah. Lahan yang masam dengan pH kurang dari 5,6 disarankan melakukan perlakuan penambahan dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1 – 1.5 t/ha. Pemberian dolomit penting dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).
Pengolahan lahan untuk tanaman bawang merah sebaiknya menggunakan metode pengolahan lahan sempurna. Tanah dibalik sempurna dibawah terik matahari untuk menghilangkan penyakit jamur dalam tanah. Hal ini untuk meminimalkan serangan fusarium dan antraknosa.
Pemberian unsur hara makro dan mikro lainnya juga dilakukan saat pengolahan lahan, terutama pemberian pupuk kompos dan NPK. Pupuk kompos berfungsi untuk memperkaya ketersediaan unsur mikro, sedangkan NPK merupakan pupuk makro yang terdiri dari unsur Nitrat, Phospate dan Kalium. Pemberian pupuk ini biasa dikenal sebagai pemberian pupuk dasar. Adapun dosis yang dapat diberikan saat pemupukan dasar adalah pupuk kandang sapi 10 – 20 ton/ha, atau pupuk kandang ayam 5 – 6 t/ha. Sedangkan NPK dengan dosis 200 – 250 kg/ha.
Penanaman
Beberapa cara pengaturan jarak tanam dapat dilakukan seperti penggunaan tugal, ataupun penggunaan caplak. Caplak merupakan alat pengatur jarak tanam yang terbuat dari kayu. Dalamnya lubang diatur setinggi umbi sehingga ujung umbi tampak rata dengan permukaan tanah. Tidak dianjurkan menanam terlalu dalam , karena umbi mudah mengalami pembusukan. Umbi ditanam dengan jarak tanam 20 x 15 cm atau 15 x 15 cm. umbi bawang merah dimasukkan dalam lubang tanaman dengan gerakan seperti memutar sekerup.
Sebelum umbi ditanam dalam lubang tanam, pemberian fungisida pada benih dilakukan untuk menghindari serangan jamur.
Pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit
Pemeliharaan yang dimaksud adalah penyiraman, pemupukan, dan pengendalian gulma. Meskipun tidak menghendaki banyak hujan, tetapi tanaman bawang merah memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya melalui penyiraman. Penyiraman yang dibutuhkan biasanya satu kali dalam sehari pada pagi atau sore hari, sejak tanam hingga menjelang panen. Penyiraman juga dilakukan setelah terjadi hujan untuk membilas daun tanaman, yaitu untuk menurunkan percikan tanah yang menempel pada daun bawang merah.
Secara umum, dilakukan 2 kali pemupukan susulan. Pemupukan susulan I berupa pupuk N dan K dilakukan pada umur 10 – 15 hari setelah tanam, dan susulan II pada umur 1 bulan sesudah tanam. Pemberian pupuk sebaiknya mengacu kepada analisis kebutuhan tanah.
Pemeliharaan tanaman bawang merah lainnya adalah pengendalian gulma. Biasanya pertumbuhan gulma sangat cepat saat tanaman bawang merah masih muda hingga berumur 2 minggu.
Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan rutin atau tindakan preventif yang dilakukan petani bawang merah. Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara tepat waktu, dan tepat dosis. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan masalah yang serius, pemborosan, resistensi hama dan penyakit, residu pestisida, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Salah satu cara yang dianjurkan dalam pengendalian hama dan penyakit adalah dengan cara tidak menggabungkan beberapa pestisida dan mengurangi jumlah pemakaian pestisida.
Panen
Panen dapat dilakukan pada umur 60 – 70 hari. Ciri ciri tanaman bawang merah dapat dipanen adalah terlihat tanda – tanda 60% leher batang lunak, tanaman rebah, dan daun menguning. Pemanenan sebaiknya memperhatikan cuaca untuk menghindari pembusukan umbi. Bawnag merah yang telah dipanen kemudian diikat batangnya untuk mempermudah penanganan. Senajutnya umbi bawnag dijemur sampai cukup kering (1-2 minggu) dibawah sinar matahari langsung.
Penting Untuk diingat
Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan produksi bawang merah adalah:
Pemilihan varietas
Varietas merupakan pilihan input yang penting untuk dapat meningkatkan produktivitas bawnag merah. Karena sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan yang beragam, varietas yang mampu berkembang baik terkadang juga tidak sama jika membandingkan satu daerah dengan daerah lainnya.
Untuk mengetahui varietas terbaik yang diusahakan di suatu daerah, perlu dilakukan uji adaptasi beberapa varietas. Varietas tersebut diamati hasil produksi yang tertinggi ataupun ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Selain pemilihan varietas, mutu benih juga perlu diperhatikan. Benih yang telah ditanam dalam 3 musim berturut- turut, sebaiknya diganti dengan benih baru yang bersumber pada sumber benih yang terpercaya.
Pola tanam
Bawang merah sebaiknya dibudidayakan dengan sistem rotasi tanam dengan hortikultura yang lain. Hal ini dilakukan untuk menghindari serangan penyakit yang ditimbulkan oleh jamur dalam tanah. Selain itu, rotasi tanaman juga dapat membantu tanah melakukan pemulihan terutama pada unsur mikro sehingga komposisi unsur hara di dalam tanah tetap seimbang dengan adanya pola tanam dan rotasi tanam. Bila memungkinkan, tanah diberakan terlebih dahulu setelah melakukan penanaman hortikultura sebanyak 2 musim. Selain rotasi tanam, peningkatan produktivitas lahan dapat dilakukan dengan cara tumpang sari bawang merah dengan cabai merah.
Kerapatan tanam
Kerapatan tanam berkaitan dengan jarak tanam dan jumlah populasi tanaman per satuan luas. Selain ukuran umbi bibit, jarak tanam juga mempengaruhi hasil umbi bawang merah. Pengaturan jarak tanam memungkinkan petani mengatur pertumbuhan bawang merah untuk tumbuh dengan baik tanpa adanya persaingan dalam pengambilan air, unsur hara dan sinar matahari. Penggunaan jarak tanam yang kurang tepat dapat merangsang pertumbuhan gulma, sehingga dapat menurunkan hasil.
Selamat belajar!
Selamat kembali dari mudik lebaran!Terima Kasih telah berkunjung..