Banyak penelitian yang membuktikan bahwa pemupukan mempengaruhi hasil pertanian. Dalam teorinya, fertilizer masuk dalam faktor produksi beserta tenaga kerja, modal, dan input lainnya dalam usahatani. Petani pun harus mengetahui bagaimana langkah menghitung kebutuhan pupuk.
Pemupukan harus didasari oleh tepat waktu dan tepat dosis. Pemupukan tepat waktu memberikan keterangan tentang kapan unsur pupuk diberikan sedangkan tepat dosis menerangkan tentang berapa jumlah pupuk yang harus diberikan sesuai dengan umur tanaman.
Sebagai contoh tepat waktu adalah bahwa pupuk unsur N, biasa diberikan pada saat tanaman memasuki fase vegetatif, sedangkan pupuk yang mengandung unsur P dan K biasanya diberikan saat tanaman memasuki fase generatif. Jika kita memberikan unsur N pada fase generatif dimana saat itu tanaman sedang memulai tahap pembungaan, justru kita akan menjumpai tanaman tersebut terlalu rimbun dan terlambat untuk berbunga.

Berbagai kendala yang terkadang kita hadapi saat membaca informasi kebutuhan pupuk. Jika kita menjumpai informasi tentang kebutuhan pupuk urea 200 kg perhektar, maka tidak menjadi masalah jika kita juga menjumpai urea di sekitar lingkungan kita. Namun, menjadi kendala apabila yang tersedia di toko pertanian sekitar kita adalah pupuk majemuk N : P : K dengan perbandingan 15 : 15 : 15. Tentu kita akan berhitung sejenak untuk mengkonversi berapa berat pupuk majemuk tersebut yang kandungan unsur N-nya setara dengan urea 200 Kg.
Ciri Khas Pupuk Kimia Makro
Unsur N, P, dan K merupakan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang tidak sedikit dibandingkan unsur-unsur lainnya. Keberadaan unsur tersebut dapat dikatakan sebuah keharusan apabila ingin memiliki tanaman sehat dan menghasilkan. Kebutuhan unsur tersebut dapat dipenuhi dengan mengandalkan pupuk – pupuk kimia seperti urea, SP-36 dan Kcl.
Ciri khas pupuk kimia tersebut adalah kandungan unsur didalam pupuk. Sebagai contoh: Urea hanya mengandung unsur N sebesar 45%, SP-36 mengandung unsur P sebanyak 36%. Sedangkan Kcl mengandung unsur K sebesar 60%.
Hal ini yang menjadi alasan kuat mengapa penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat merusak tanah. Karena pada pupuk kimia tersebut hanya digunakan sebagian oleh tanaman atau menguap ke udara, sedangkan unsur pembawa atau pengikat dari unsur utama tersebut tetap tinggal didalam tanah dan sulit terurai. Urea, hanya 45% dari pupuk tersebut yang digunakan oleh tanaman, begitu juga SP-36 dan KCL. Penggunaan yang berulang-ulang akan menjadi tanah keras dan tandus.
Menghitung Kebutuhan Pupuk/fertilizer
Berdasarkan informasi kandungan unsur dalam pupuk kimia tersebut, kita bisa mengetahui dan mengkonversi kebutuhan pupuk baik yang akan digunakan untuk pupuk tunggal ataupun pupuk majemuk. Sebagai tambahan informasi, ada pupuk majemuk yang terdiri dari NPK dengan kandungan 16:16:16, ada juga pupuk majemuk dipasaran dengan kandungan NPK sebesar 15:15:15. Pada contoh yang akan saya berikan kita menggunakan NPK 15 :15:15. Apapun merk dagangnya, tentu ada keterangan dalam kemasan perbandingan unsur N P dan K
Berapa jumlah pupuk NPK (15:15:15) yang kandungannya setara dengan unsur N dalam urea 200Kg.
Jumlah unsur N dalam urea sebesar = 45/100 x 200 = 90 Kg.
Karena kandungan N dalam pupuk majemuk sebesar 15%, maka jumlah pupuk majemuk yang memiliki kandungan N sebesar 90 Kg adalah:
100/15 x 90 = 600 kg
Sehingga diperoleh hasil bahwa pupuk majemuk NPK (15:15:15) memiliki kandungan unsur N yang sama dengan urea yang beratnya 200 Kg.
Jika anda menjumpai rekomendasi jumlah pupuk dengan keterangan hanya unsur N (bukan urea) maka anda tidak perlu lagi menghitung jumlah N dalam Urea seperti contoh diatas, langsung konversikan dari unsur N yang diperoleh kedalam pupuk majemuk.
Misal:
Kebutuhan N = 150 kg/ha, maka konversi ke pupuk NPK (15:15:15) adalah
100/15 x 150 = 1000 kg/ha
Satu hal penting yang harus anda ingat adalah apabila menjumpai paket rekomendasi pemupukan dengan beberapa unsur sekaligus, maka gunakanlah angka terkecil sebagai perhitungan untuk mengkonversi kedalam kebutuhan pupuk majemuk. Hal ini untuk menghindari kelebihan dosis pupuk yang dapat merusak tanaman
Misal:
Paket rekomendasi unsur N sebanyak 150 kg/ha, unsur P sebanyak 100 kg/ha dan unsur K sebanyak 80 kg dalam satu kali pemupukan. Maka kita menggunakan nilai kebutuhan K sebesar 80 kg untuk mengkonversi ke pupuk majemuk.
100/15 x 80 = 533 kg/ha
Sedangkan untuk kekurangan unsur N dan P sebaiknya dipenuhi dengan pupuk tunggal, misalnya kita penuhi dengan urea dan SP-36. Sehingga urea dan SP-36 yang kita butuhkan adalah :
Urea
Dalam pupuk NPK yang digunakan diatas sudah mengandung unsur N sebesar
15/100 x 533 kg = 80 kg
Sehingga kekurangannya adalah : 150 – 80 = 70 Kg
Kebutuhan urea = 100/45 x 70 = 155 kg
SP-36
Dalam pupuk NPK yang digunakan diatas sudah mengandung unsur P sebesar
15/100 x 533 kg = 80 kg
Sehingga kekurangannya adalah : 100 – 80 = 20 Kg
Kebutuhan SP-36 = 100/36 x 20 = 55 kg
Sehingga pupuk yang kita butuhkan adalah pupuk majemuk NPK 533 kg, urea 155 kg, dan SP-36 55 Kg.
Perhitungan ini bisa anda praktekkan dengan jenis pupuk lainnya sesuai informasi kandungan unsurnya.
Terima Kasih telah berkunjung
Update 9 November 2019
Saya mendapat pertanyaan dari pembaca yang cukup bagus. Yakni bagaimana menentukan penggunaan pupuk apabila dijumpai komposisi pupuk majemuknya tidak sama. Pada contoh diatas, komposisi N, P dan K dalam pupuk majemuk sama; kadang 16:16:16 atau 15:15:15. lalu bagaimana jika menjumpai pupuk majemuk dengan perbandingan NPK 16:20:25?
contoh pertanyaannya adalah kebutuhan pupuk N 120 Kg, P 150 Kg, dan K sebanyak 90Kg. perbandingan pupuk majemuknya adalah 16:20:25.
pada dasarnya dalam penggunaan pupuk sangat menghindari kelebihan dosis atau menganut asas tepat dosis. jadi batas minimal dari penggunaan pupuk tunggal kita tentukan dalam penentuan pupuk majemuk, barulah sisanya menggunakan pupuk tunggal.
kita gunakan beberapa skenario, yakni skenario 1 jika memenuhi N keseluruhan pada pupukk majemuk. skenario 2, memenuhi keseluruhan P dalam pupuk majemuk, dan skenario 3, memenuhi keseluruhan kebutuhan pupuk K dalam pupuk majemuk. dalam setiap skenario tersebut kita tentukan mana skenario yang tidak melebihi dosis yang ditentukan.
Pada skenario 1, dimana N sebanyak 120 Kg akan dipenuhi dengan pupuk majemuk tersebut sebanyak 750Kg (perbandingan 16%). dalam kandungan pupuk majemuk 750 Kg dengan perbandingan NPK 16:20:25 maka terkandung N 120 Kg, P 150, dan K 187.5 Kg. Skenario ini tidak bisa digunakan karena K melebihi dosis.
Pada skenario 2, dimana P sebanyak 150 Kg akan dipenuhi dengan pupuk majemuk tersebut sebanyak 750Kg (perbandingan 20%). dalam kandungan pupuk majemuk 750 Kg dengan perbandingan NPK 16:20:25 maka terkandung N 120 Kg, P 150, dan K 187.5 Kg. Skenario ini juga tidak bisa digunakan karena K melebihi dosis.
Pada skenario 3, dimana K sebanyak 90 Kg akan dipenuhi dengan pupuk majemuk tersebut sebanyak 360Kg (perbandingan 16%). dalam kandungan pupuk majemuk 360 Kg dengan perbandingan NPK 16:20:25 maka terkandung N 57.6 Kg, P 72, dan K909 Kg. Skenario bisa digunakan karena tidak ada pupuk yang melebihi dosisnya.
jadi skenario 3 bisa digunakan dengan penggunaan pupuk majemuk 360 KG. kemudian menambahkan pupuk tunggal untuk memenuhi N dan P yang belum terpenuhi pada pupuk majemuk tersebut.
Selanjutnya, perhitungan kebutuhan pupuk dalam pot untuk tanaman pekarangan rumah dapat dibaca pada artikel berikut: Menghitung kebutuhan pupuk dalam pot.
Tinggalkan Balasan