Sistem Bawon dan Penerimaan Usahatani

Hampir semua produk sayuran dan tanaman pangan mengalami proses pengolahan lahan sempurna. Pengolahan lahan sempurna adalah salah satu jenis olah tanah dengan cara membalikkan tanah lapisan atas dengan tujuan tertentu. Bahkan, pembajakan tanah biasanya dilakukan dua kali agar tanah menjadi gembur dan siap tanam. Tujuan pengolahan lahan sempurna adalah terjadi perubahan sifat secara fisik, biologis, dan kimiawi. Sebelum menjelaskanlebih rinci tujuan pengolahan lahan tersebut, perlu diketahui bahwa selain pengolahan lahan sempurna, terdapat pengolahan lahan minimum. Sesuai dengan definisi kata minimum, pengolahan lahan ini dilakukan hanya pada lubang tanam dan sekitarnya. Penggunaan pengolahan lahan sempurna dan pengolahan tanah minimum bergantung pada kondisi yang dihadapi petani. Biasanya pengolahan tanah minimum dilakukan dengan tujuan menghindari kerusakan struktur tanah, kendala tenaga kerja, mengurangi aliran permukaan dan erosi. Perubahan Sifat Fisik Tanah Pengolahan lahan sempurna biasanya melakukannya dengan cara membajak. Pada lahan tanaman pangan, pengairan dilakukan sebelum pembajakan agar tanahmenjadi lunak dan proses penghalusan tanah menjadi mudah. Tidak terlalu berbeda pada tanaman hortikultura. Meski tanpa perlakuan engairan, biasanya pembajakan dilakukan 2 kali agar tanah menjadi gembur dan bedengan siap untuk ditanami. Perlakuan pembajakan secara fisik adalah mengubah ukuran tanah menjadi lebih halus dan kecil. Selain itu, tanah menjadi gembur dan berongga sehingga diharapkan terjadi proses aerasi di dalam tanah. Jika udara mampu masukkedalam rongga – rongga tanah tersebut, peluang terikatnya nitrogen menjadi besar sehingga unsur hara di dalam tanah meningat. Selain itu, rongga di dalam tanah juga berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar mikroorganisme di dalam tanah seperti cacing, serangga yang juga berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. Perubahan Biologis Tanah Proses pembajakan pada lahan sawah selain untuk menggemburkan tanah, juga berfungsi untuk membenamkan sisa jerami panen ke dalam tanah. Hal ini dapat meningkatkan kesuburan tanah yang dapat ditandai dengan tingginya keragaman mikroorganisme di dalam tanah. Fungsi mikroorganisme di dalam tanah adalah untuk melakukan penguraian dari sisa sisa jerami dan serasah tanaman lainnya di dalam tanah. Hasil dari penguraian tersebut adalah kandungan Nitrogen dalam bentuk nitrat yang siap di konsumsi oleh tanaman. Perubahan Kimia tanah Perubahan yang diharapkan saat pengolahan lahan juga pada sifat kimia tanah,khususnya sifat keasaman tanah (asam atau basa). Sifat keasaman tanah ini mempengaruhi daya ikat tanah terhadap unsur hara di dalam tanah. Semakin asam tanah atau semakin basa tanah, maka daya ikat tanah terhadap unsur hara akan melemah. Sehingga proses pemupukan yang intensif akan tudak efektif dilakukan karena tidak bisa digunakan oleh tanaman secara optimal. Perubahan tingkat keasaman dalam tanah atau biasa disebut sebagai derajad keasaman (pH tanah) bisa diatur dengan cara melakukan uji tanah. Sample tanah dianalisa dengan menggunakan perangkat uji pH yang banyak disediakan di toko-toko tani. pH tanah yang normal berkisar pada angka 7, jika nilai pH dibawah 7 menandakan tanah bersifat asam dan jika pH tanah melebihi 7 berarti tanah bersifat basa. Biasanya dalam paket analisis tanah tersebut sudah diberikan rekomendasi langkah yang harus dilakukan apabila mendapati tanah terlalu asam atau tanah terlalu basa. Tanah yang asam biasanya dapat dinaikkan pH nya dengan pencampuran kapur atau dolomit saat pengolahan tanah (biasanya pada pembajakan kedua). Sedangan tanah yang terlalu basa biasanya dapat dilakukan pencampuran belerang atau sulfur untuk menurunkan PH tanah tersebut. Perlu diketahi bahwa air hujan biasanya bersifat asam. Jika tanah terus menerus bergantung kepada air hujan tanpa diimbangi oleh unsur organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos lainnya, maka lambat laun tanah akan bersifat asam. Terlebih lagi untuk lahanpertanian yang terus menerus digunakan untuk budidaya sayuan, perlu dilakukan paling tidak pada pergiliran tanaman ketiga untuk analisis keasaman tanah. Pengolahan lahan menurunkan penyakit pada tanaman sayuran Selain memperbaiki kualitas sifat kimia, fisik, dan biologis tanah, pengolahan lahan bisa menurunkan potensi penyakit pada tanaman sayuran. Khusus pada tanaman bawang merah, penyakit yang berasal dari jamur (layu fusarium atau penyakit antraknos). Kedua penyakit ini tidak bisa dianggap remeh karena jika terserang penyakit ini, pemusnahan tanaman merupakan tindakan yang paling efektif untuk mencegah penyebaran terhadap tanaman lainnya. Penyakit layu fusarium dan atraknos merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur di dalam tanah. Oleh sebab itu, sangat penting melakukan pengolahan lahan secara benar untuk menghindari serangan penyakit tersebut. Pengolahan lahan sempurna Membongkar tanah pada lapisan atas juga bertujuan untuk menghilangkan gulma dan tanaman lain sebagai inang penyakit. Pengolahan lahan pada terik matahari akan menyebabkan jamur mati berikut sporanya. Jamur akan tumbuh sangat baik pada tanah yang lembab, sehingga pembongkaran tanah sebaiknya dibiarkan beberapa hari atau seminggu dibawah terik matahari. Bahkan, ada sebagian petani yang membakar lahannya untuk mengatasi serangan jamur ini. Hindari penggunaan pupuk belum matang Pupuk kandang yang belum matang sangat berpotensi besar menjadi tumbuh kembang jamur. Jamur merupakan organisme pembusuk yang sangat menyukai kotoran hewan yang dijadikan pupuk kandang tersebut. Pastikan pupuk yang digunakan saat mengolah lahan adalah pupuk kandang yang sudah benar –benar matang. Pengertian pupuk kandang yang sudah matang adalah pupuk yang sudah benar benar terurai dan proses pembusukan sudah selesai. Karakteristik pupuk yang sudah matang menyerupai tanah (jika digenggam terasa rapuh, tidak berbau dan berwarna hitam). Bera dan rotasi tanaman Khusus untuk penanganan serangan jamur pada bawang merah, penyakit ini juga bisa dihindari dengan melakukan rotasi tanaman, biasanya cabai dengan bawang merah. Atau melakukan bera setelah melakukan dua kali penanaman. Hal ini dilakukan untuk memutus rantai siklus jamur sehingga tanah menjadi steril, ditambah dengan pengolahan lahan yang dilakukan untuk kedua kalinya saat tanaman cabai sudah mulai tahap panen. Pentingnya fungsi pengolahan lahan ini diharapkan dimengerti oleh petani sehingga dapat meningatkan produksi lahan dalam pekarangannya. Pengolahan lahan merupakan satu dari beberapa rangkaian yang di lalui petani sebelum memetik hasil pada tahap akhirnya. Seberapa pentingkah penanggulangan hama dan penyakit dibandingkan pengolahan lahan?

Penerimaan usahatani biasanya identik dengan hasil dikalikan harga. Salah satu mekanisme panen adalah dengan sistem bawon. Sistem bawon mungkin saat ini semakin jarang terlihat. Petani lebih suka membayar biaya perhektar untuk mesin memanen padi karena keterbatasan tenaga kerja.

Bawon adalah salah satu sistem upah yang diambil oleh pekerja yang memanen dari total hasil yang diperoleh. Biasanya pekerja yang dimaksud juga merupakan penggarap sawah. Jumlah yang diambil sebagai bawon biasanya berupa kesepakatan, namun yang umum biasanya 9 : 1. 9 bagian untuk pemilik sawah, 1 bagian untuk pemanen.

Bawon bisa dikatakan merupakan salah satu budaya Indonesia yang bercirikan gotong royong dan padat karya. Gotong royong karena memiliki dampak sosial terhadap lingkungan masyarakat. Berbeda dengan saat ini petani semakin individual dalam mengolah sawahnya karena semua sudah terakomodir oleh mesin.

Sistem bawon juga sebenarnya dapat secara efektif menangkal praktek tengkulak dengan sistem bunga pinjam yang memberatkan. Namun, sekali lagi budaya yang baik ini lambat laut tergerus oleh kecanggihan teknologi baik dari sisi peralatan maupun perkembangan sosial itu sendiri.

Sistem Bawon dan Penerimaan Usahatani

Pada dasarnya usahatani menghitung secara keseluruhan biaya dan penerimaan. Biaya tenaga kerja yang notabene dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri pun harus dihitung sebagai biaya yang terpisah. Perhitungan HOk sudah secara rinci dijelaskan dalam artikel yang berjudul https://agungbudisantoso.com/2018/12/19/menghitung-hok/

Begitupun dengan sistem bawon. 10 persen dari panen dihitung sebagai biaya upah untuk memanen hasil usahatani.

Namun, hati hati dengan total penerimaan. Kebanyakan petani akan menjawab jumlah padi yang diterimanya (90 persen) jika ditanya “berapa hasil panen yang bapak peroleh?”

Petani biasanya menjawab hasil bersih yang diterimanya saat menjawab pertanyaan penerimaan.

Padahal, jika biaya bawon sudah dihitung sebagai biaya, namun hasil panen hanya dihitung hasil panen bersih, maka petani seperti akan membayar biaya panen sebanyak dua kali.

Yang benar adalah panen keseluruhan tercatat dan biaya panen juga tercatat, yang pada akhirnya terdapat sebagian kecil dari panen tersebut dibayarkan secara langsung dihari panen (hari H) untuk membayar biaya panen.

Jadi, hati hati saat petani yang sedang diinterview menggunakan sistem bawon untuk panen hasilnya. Pastikan dia menjawab hasil panen dengan tepat, yakni menyebutkan jumlah keseluruhan panen termasuk yang digunakan untuk membayar bagi hasil tersebut

Selamat belajar!

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *