Uji validitas dan reliabilitas digunakan saat pembuatan instrumen penelitian seperti kuesioner. Kuesioner yang digunakan diuji terlebih dahulu apakah valid dan reliable. Berdasarkan beberapa sumber (Azwar, 1986), (Zulganef, 2006), (Sugiharto dan Sitinjak, 2006), validitas secara sederhana dapat diartikan menurut arti kata itu sendiri “valid” yang artinya bahwa apakah kuesioner yang dihasilkan ini mampu memberikan data yang akurat atau tidak .
Masih berdasarkan arti katanya, “reliable” memberikan pengertian apakah kuesioner yang akan digunakan dapat diandalkan atau tidak. Seberapa kuat kuesioner tersebut dapat digunakan dalam mengoleksi data di lapangan.
Mengapa harus valid dan reliable?
Dalam teknis pengujiannya, uji validitas menggunakan korelasi. Mengapa demikian? Korelasi menandakan bahwa terdapat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Artinya jika semua variabel pengamatan memiliki korelasi yang baik menandakan bahwa kuesioner yang disusun memiliki komprehensif dan topik yang spesifik.
Hal ini membantu peneliti untuk mampu membahas persoalan atau topik yang diangkat secara detil, karena antar variabel saling mendukung. Berbeda halnya jika ternyata sebagian besar variabel tersbeut tidak memiliki korelasi, bisa diartikan bahwa topiknya terlalu melebar dan sulit bagi peneliti nantinya untuk menyusun narasi satu variabel dengan variabel lainnya.
Masih dengan alasan yang sama, reliabilitas juga menghitung seberapa andal kuesioner tersebut dihitung dengan cara melihat dari nilai varians dibandingkan varians total (rumus Alpha Cronbach). Makin kecil selisih varians masing masing variabel dengan variabel secara total, maka kuesioner tersebut akan menghasilkan nilai alpha yang tinggi yang artinya semakin reliabel atau andal untuk digunakan.
Praktek uji validitas dan reliabilitas
Saya memiliki contoh file sebagai latihan yang bisa di download pada link dibawah ini:
Data latihan uji validitas dan reliabilitas
Data tersebut memiliki 28 pertanyaan dimana 23 pertanyaan dikelompokkan pada pertanyaan independen variabel, dan sisanya adalah pertanyaan untuk dependen variable dengan 51 jumlah responden.
Uji validitas
Pertama kita copykan data tersebut di SPSS :

Kemudian klik analyze – correlate – bivariate

Pada tampilan windows kita isikan Q1 sampai Q23 dan nilai X pada variables, beri centang pada pearson, two-tailed dan flag significant correlations.
Memberi isian Q1 sampai Q23 bermaksud untuk melihat validitas terhadap pertanyaan variabel variabel independen terhadap nilai X.

Kemudian klik OK, dan perhatikan nilai significant (nilai pearson correlatin) variable X dengan masing masing hubungan variabel (nilai berkisar antara 0 – 1). Semakin tinggi nilainya maka semakin bagus. Biasanya patokan nilai valid adalah diatas 0.3

Jika dilihat dari nilai pearson correlation, kuesioner ini sudah OK karena semua nilai korelasinya diatas 0.3.
Permasalahannya adalah apabila peneliti ingin mengambil hanya 30 sample responden namun tetap valid dan reliable. Hal ini bisa disebabkan karena peneliti tersebut sudah membuat aturan pada proposalnya bahwa uji valid dan reliablenya menggunakan 30 responden. Otomatis dia harus memilah 51 responden tersebut menjadi 30 responden namun tetap valid.
Pengambilan 30 data yang akan di uji validitas tidak sepenuhnya mudah, perubahan jumlah sample akan mempengaruhi hasil uji validitas. Sebagai contoh, berikut data diambil dari responden 1 sampai 30 secara berurutan.

Terdapat satu variabel atau pertanyaan pada Q1 yang menjadi tidak valid (korelasinya dengan nilai X dibawah 0.3). Maka perlulah sedikit trik untuk mengetahui cara mengiliminasi responden tersebut.
Berasumsi mengunakan data sebelumnya, eliminasi akan dilakukan sehingga datanya berjumlah 30 (n=30). Karena jumlah awal n = 51, maka kita akan mengeliminasi sebanyak 21 responden.
Bagaimana caranya?
Karena data kelompok X (independen) juga merupakan data kelompok Y (dependen), maksudnya responden yang sama, maka dalam eliminasi ini akan mempengaruhi kedua kelompok secara langsung. ini lah yang menjadikan tantangan karena menemukan formulasi responden yang tepat untuk kelompok X belum tentu tepat untuk kelompok Y.
Pertama, kita perhatikan sifat dari korelasi yang dihasilkan. Mayoritas adalah berkorelasi positif. Artinya semakin tinggi nilainya maka korelasinya semakin kuat.
Kedua, beri rank pada nilai X dan nilai Y. jumlahkan nilai rank X dan Y kemudian short dari nilai yang terbesar ke nilai yang terkecil.

Data yang akan kita eliminasi adalah data yang berada dalam rank menengah. Karena data ini berjumlah 51, maka nilai tengah berada di rank 25 atau 26. Perhatikan bahwa jika rank X adalah 25 maka belum tentu rank Y juga 25. Dalam hal inilah yang menjadi patokan mengeliminasi.
Prioritas utama adalah yang kedua duanya memiliki rank menengah. Kemudian setelah itu, pilih nilai rank yang mendekatinya. Misal salah satu X atau Y memiliki rank menengah.

Yang berarsir kuning adalah data yang akan didelete.
Hasil sortir eliminasi data ada pada file berikut:
Hasil sortir data uji validitas
Kemudian kembali dilakukan uji validitas dan hasilnya adalah sebagai berikut untuk kelompok X.

Dan untuk kelompok Y:

Uji Reliabilitas
Klik analyze – scale – reliability analysis, kemudian isikan pada windows yang muncul Q1 sampai Q23 (nilai X tidak dimasukkan) kemudian gunakan model = alpha. Klik OK
Oh iya, nilai yang dimasukkan tentu saja nilai atau data yang sudah dieliminasi hasil uji validitas diatas ya..
Akan muncul hasil output cronbach alpha, jika nilainya lebih besar dari 0.6, maka kuesioner tersebut dikatakan reliable.
Berikut hasil uji reliable pada latihan ini untuk kelompok pertanyaan independen variabel.

Dan berikut untuk kelompok dependen variable:

Terima kasih, selamat belajar!
Mau tanya, apakah boleh uji valid & reliable dilakukan di lokasi/tempat yang berbeda (tapi masih dengan kriteria responden yang sama) dengan penelitian sebenarnya dikarenakan takut kekurangan/kehabisan responden pada saat penelitian yang sebenarnya nanti. Soalnya setau saya, responden yang digunakan pada saat uji valid & reliable tidak boleh sama dengan yang akan digunakan pada saat penelitian yang sebenarnya nanti. Terimakasih..
boleh saja responden berbeda di tempat yang berbeda. malahan saya terkadang dimintai teman mengisi responden untuk petani.. yang kita uji kuesionernya, jadi asal pembaca memahami pertanyaan itu sudah cukup.
apakah perlu dibuatkan pernyataan negasi untuk setiap pernyataan yang sudah kita buat dalam kuesioner? terima kasih.
silahkan saja..itu hanya teknik agar pertanyaan itu valid dan reliable.
izin bertanya mas untuk responden uji validitas dan reliabilitas apakah bisa sama dengan sasaran yang akan diukur?
bisa sama. terima kasih
Saya ingin bertanya, apakah boleh untuk uji instrumen dilakukan di tempat yg akan diadakan penelitian?
Terimakasih
jawabnya boleh jika samplingnya memang banyak. namun jika samplingnya sedikit, misal hanya peserta bimtek yang jumlahnya dua puluh, maka sebaiknya gunakan yang lain. kenapa? karena jawaban peserta akan dipengaruhi oleh pengujian instrumen sebelumnya. terima kasih
Selamat pagi, saya ingin bertanya pak, apabila jumlah responden yang didapat kurang dari jumlah sampling bagaimana yaa? misalkan dari metode sampling didapatkan 100, tapi ternyata kuesioner yang layak dan bisa digunakan hanya 56. apakah tidak masalah?
selamat pagi, jika memang sample sudah ditetapkan maka mau tidak mau mbk harus memenuhi sample tersebut. ini bukan masalah datanya bisa diolah atau tidak, melainkan sudah mencerminkan kondisi lapangan atau belum. kecuali jika mbk ubah metodelogi yang bisa menggunakan sample yang lebih rendah. terima kasih
Pak Agung,saya mau bertanya. bagaimana cara menjawab dosen apabila data uji validitas saya semuanya valid?
pertanyaan yang agak aneh. kenapa justru ditanya ketika semua valid.