Perbanyakan bawang merah bisa dilakukan dengan dua cara, perbanyakan melalui umbi dan perbanyakan melalui biji (TSS). Perbanyakan melalui umbi memiliki keunggulan bawang merah cepat besar dan tumbuh dengan baik. Terutama pada masa pertumbuhan vegetatif, dengan pemupukan yang tepat biasanya tanaman tumbuh dengan subur. Namun, perbanyakan melalui umbi memiliki kelemahan yakni sifatnya yang bulky. Kebutuhan benih bawang merah dalam satu hektar hampir berkisar satu ton. Sehingga biaya transportasi akan membengkak, terlebih jika didatangkan dari luar pulau. Selain itu, umbi bawang merah bisa menjadi inang penyakit yang dibawa dari daerah asal dan menyebar di daerah yang baru.
Di sisi lain, terdapat alternatif lain perbanyakan bawang merah, yakni dengan menggunakan biji atau biasa dikenal true shallot seed. Kebutuhan satu ton umbi bawang merah bisa dikonversi hanya beberapa kilo gram saja jika menggunakan biji. Namun, kelemahan budidaya TSS seakan akan bertukar dengan kelebihan perbanyakan dengan umbi. Tunas yang tumbuh melalui biji sangat rentan dengan kondisi cuaca dan penyakit. Tunas yang keluar sangat halus dan anda akan mendapatinya rebah jika terguyur dengan hujan.
Oleh sebab itu perlu adanya perlakuan khusus agar tingkat kerusakan dapat dikurangi atau dihilangkan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menjamin keberhasilan persemaian bawang merah adalah sebagai berikut:
Pengolahan lahan sempurna dan rotasi tanaman
Penyakit layu fusarium merupakan penyakit yang umum menyerang tanaman bawang merah dan menurunkan atau malah sering menggagalkan hasil panen bawang merah. Fusarium disebabkan oleh jamur dan penyebarannya sangat cepat terutama pada musim hujan. Tanaman yang sudah terserang oleh fusarium diupayakan langsung dicabut dan dibakar agar tidak menular ke tanaman yang lain.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman. Tujuan metode ini adalah memutus mata rantai penyakit fusarium sehingga tanah menjadi steril kembali sebelum ditanam bawang merah. Rotasikan tanah setelah menanam bawang merah sebanyak dua kali dengan tanaman yang tidak berumbi seperti cabai dan sayur sayuran daun. Rotasi atau pergiliran tanaman efektif mengendalikan penyakit jamur dalam tanah.
Selain rotasi tanaman, pengolahan lahan secara sempurna juga bisa mengurangi resiko terserang jamur. Tanah dibajak dua kali sebelum membuat persemaian atau menanam bawang merah. Beri jeda sekitar satu minggu pada pembajakan satu dan dua. Selain untuk menggemburkan tanah, pembajakan berfungsi untuk membongkar inang jamur sehingga mati oleh terik matahari. Bahkan, sebagian petani melakukan pembakaran lahan sebelum menanam bawang merah. Namun upaya ini tentu akan beresiko terlebih jika dilakukan di musim kemarau.Pemupukan bawang merah selama persemaian
Karena tunas yang tumbuh dari biji bawang merah sangat halus, maka perlu diberikan nutrisi berupa pupuk dan zat pengatur tumbuh selama pertumbuhan. Pupuk dasar berupa pupuk kandang dapat diberikan selama pengolahan lahan kedua. Perlu diingat bahwa pupuk kandang yang digunakan haruslah pupuk yang sudah matang. Ciri ciri pupuk yang matang adalah tidak panas, tidak berbau, dan bertekstur lembut seperti tanah. Resiko penggunaan pupuk kandang yang belum matang adalah meningkatnya mikroorganisme, salah satunya jamur untuk berkembang biak. Tindakan pemberian pupuk yang belum matang justru kontradiksi terhadap pengolahan lahan yang bertujuan untuk menghilangkan jamur.
Jika ragu dengan kematangan pupuk kandang yang dimiliki, sebaiknya mendiamkan pupuk kandang terlebih dahulu setelah dicampur dengan EM4 agar penguraian kotoran hewan tersebut berjalan lebih cepat. Atau membeli pupuk kandang di toko pertanian yang sudah kredibilitas dalam membuat pupuk kandang.
Pupuk lain yang direkomendasikan digunakan selama persemaian adalah pupuk cair dan pupuk makro mengandung unsur N. Penggunaan pupuk cair akan memenuhi unsur mikro dalam tanah sedangkan unsur makro akan dipengaruhi oleh unsur N seperti Urea. Cara mengaplikasikannya adalah dengan cara melarutkan dalam air dan menyiramkannya di waktu sore hari. Adapaun dosis yang diberikannya sebaiknya mengikuti rekomendasi dari analisis tanah, karena sifat kandungan tanah berbeda di setiap lokasi.
Penggunaan zat pengatur tumbuh atau ZPT juga tidak kalah penting selama persemaian. Anda bisa menggunakan ZPT yang terdapat di toko tani, atau menggunakan ZPT alami seperti air kelapa sebelum melakukan persemaian. Aplikasi yang dilakukan adalah merendam biji TSS semalam sebelum biji tersebut disebar di lahan persemaian. ZPT juga tersedia di toko tani dengan aplikasi semprot setelah tunas muncul sekitar 10 sampai dengan 14 hari setelah semai.
Membuat naungan persemaian
Persemaian bawang merah membutuhkan panas, cukup air, dan tidak lembab. Hujan sehari tanpa jeda bisa menimbulkan kegagalan tanam. Oleh sebab itu, persemaian perlu naungan. Namun, hindari naungan yang bisa menyebabkan tanah menjadi lembab karena akan mengundang jamur untuk berkembang biak. Penggunaan plastik transparan untuk naungan sangat cocok untuk kebutuhan ini. Pada proses pembuatan naungan, perhatikan juga perkiraan arah hujan atau tampiasan yang akan terjadi dari sisi kiri atau kanan. Karena tampiasan ini pun akan merusak sebagian bedengan persemaian dan mengurangi jumlah tanaman.
Jangan lupa untuk melakukan penyiraman secara rutin terlebih lagi setelah tanaman terkena hujan. Karena sisa air hujan yang menempel pada bawang merah akan menyebabkan daun mengering setelah terkena sinar matahari. Penyiraman rutin juga perlu diberikan pagi hari setiap hari guna menghindari kekeringan. Penentuan pagi hari adalah untuk menjaga kelembapan tanah agar tidak terlalu lembab jika dilakukan penyiraman sore hari.
Pemeliharaan tanaman pada tahap persemaian bawang merah memang lebih rumit dibandingkan tahapan lain terutama perbanyak bawang merah dengan menggunakan umbi. Namun melihat keuntungan penggunaan biji dalam perbanyakan benih, petani dapat menggunakan alternatif tersebut jika ingin mendatangkan benih dari luar daerah. Apabila sudah berhasil membudidayakannya, maka penggunaan umbi sebagai benih dapat menggantikan posisi biji (TSS).
Proses penanaman bawang merah dari persemaian
Pertumbuhan bawang merah selama persemaian membutuhkan sedikitnya waktu 2 bulan sebelum layak untuk dipindahkan ke lahan bawang merah. Proses pemindahan harus dilakukan dengan tepat dan cepat. Pada tahapan ini merupakan tahapan kritis dan banyak tanaman menjadi afkir apabila dilakukan dengan cara yang tidak benar.
Tanaman dicabut dari persemaian dan harus ditanam pada hari yang sama. Sebelum ditanam, sebaiknya bibit direndam oleh ZPT untuk proses pemulihan dan menghindari stress. Lakukan pemindahan tanaman di sore hari agar kondisi tanaman kembali sehat di keesokan harinya. Perkirakan dengan tepat berapa luas lahan yang mampu ditanam dalam waktu yang singkat (sore hari) dengan bantuan tenaga kerja yang tersedia.
Pengolahan tanah pada lahan bawang merah sama dengan perlakuan yang diberikan pada lahan persemaian, yakni melakukan pembajakan dan pemberian pupuk dasar. Jika diperlukan, berikan kapur untuk memperkuat daya ikat tanah terhadap unsur hara sesuai dengan karakteristik tanah masing masing. Biasanya diperoleh dengan melakukan analisis atau uji tanah menggunakan perangka PUTS.
Berikut merupakan cuplikan video tentang persemaian bawang merah yang diperoleh dari potongan aktivitas selama penelitian dan budidaya bawang merah.
Bisnis pertanian terutama subsektor hortikultura memiliki tantangan karena harus menyesuaikan musim. Budidaya bawang merah akan mengalami kesulitan saat terjadi musim hujan namun memiliki tantangan harga yang melambung pada saat yang sama. Beberapa petani memutuskan untuk menanam bawang merah di luar musim (off season) dengan membuat naungan guna meminimalisir kerugian akibat curah hujan yang tinggi.
Terima kasih telah berkunjung, Selamat belajar..