Cara membuat Variabel Dummy pada tiga kelompok atau lebih

Variabel dummy merupakan variabel nominal dalam regresi yang biasanya berupa biner (0 dan 1). Pada contoh yang simple adalah variabel jenis kelamin yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, kelompok laki – laki dan perempuan. Lalu akan timbul pertanyaan bagaimana jika kelompok itu lebih dari dua?

Misalkan pada tingkat pendidikan; ada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah tingkat pertama atau Sekolah Menengah Atas. Misalkan pada data berikut ini:

NoPendidikan
1SD
2SD
3SMP
4SMP
5SMA
6SMP
7SMA
tabel pendidikan

Maka dummy pada contoh diatas bisa dilakukan dengan membuat ketiga kategory sebagai dummy. Jadi ada dummy SD, Dummy SMP, dan Dummy SMA. Perhatikan contoh sebagai berikut:

NoSDSMPSMAKeterangan
1100SD
2100SD
3010SMP
4010SMP
5001SMA
6010SMP
7001SMA
konversi dummy variabel pendidikan

Pada output nanti pun ada tiga variabel dummy dan interpretasinya untuk dummy SD adalah “orang yang lulus SD akan memiliki Y lebih tinggi (sebesar nilai konstanta) dibandingkan dengan orang yang tidak menamatkan SD”. Untuk dummy SMP “orang yang lulus SMP akan memiliki Y lebih tinggi (sebesar nilai konstanta) dibandingkan dengan orang yang tidak menamatkan SMP” begitupun untuk dummy SMA; orang yang lulus SMA akan memiliki Y lebih tinggi (sebesar nilai konstanta) dibandingkan dengan orang yang tidak menamatkan SMA”

Apakah Variabel Dummy Perlu Uji Asumsi Klasik?

Pada uji asumsi klasik, hal yang perlu diuji secara parsial adalah multikolinearitas, itupun jika ada variabel lain dalam regresi berganda. Mengapa multikoliner? Pada uji linear, jelas dummy bukan data continous melainkan lebih mendekati data diskrit. Grafik hubungan Y dan X pada dummy akan mirip seperti garik vertikal ke atas.

sebaran dummy pada regresi
sebaran dummy pada regresi

Kemudian pada uji normalitas dan heteroskedastisitas, variabel dummy bisa diuji dengan menyertakan semua variabel independen. Hal ini dilakukan karena pada pengujian normalitas dan heteroskedastisitas menguji error atau simpangan model secara bersamaan. Untuk lebih jelasnya baca uji asumsi klasik part 2.

Demikian terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *