Skripsi merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh mahasiswa sebelum dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar sarjana. Meskipun, ada juga sebenarnya beberapa orang yang masih tetap mengambil mata kuliah reguler setelah atau bersamaan dengan skripsi karena masih kurangnya SKS untuk memenuhi syarat sebagai sarjana. Banyak sekali mahasiswa yang terjebak dengan kerumitan skripsi, mulai dari belum mendapat ide, mendapat dosen yang kurang kooperatif, data yang tidak sesuai dengan hipotesis, proses penelitian yang rumit, masalah keluarga, menikah sambil kuliah, dan lain-lain sebagainya.
Perlu adanya persiapan yang matang untuk menghadapi skripsi jika anda tidak ingin terjebak oleh beberapa kerumitan dan mengalami masa penyelesaian skripsi lebih dari satu semester, bahkan bisa saja hitungannya tahunan, karena anda tidak siap menghadapi permasalahan ini.
Beberapa permasalahan yang mungkin timbul saat anda menyelesaikan skripsi adalah: (anda?, iya anda, karena anda yang sedang membaca artikel ini)
Dosen
Saya tidak mengatakan dosen merupakan masalah dalam penyusunan skripsi. Namun, banyak kasus terdengar mahasiswa tidak selesai – selesai karena mendapat dosen yang killer. Dulu, saya pun berpendapat demikian saat saya belum memahami benar tugas dan peran dosen dalam membimbing mahasiswanya. Perasaan was – was saat pembagian bimbingan dan berdoa agar tidak mendapat dosen yang terkenal melanggenggkan status mahasiswa seseorang.
Namun, kita perlu berpikir positif dari kejadian tersebut. Dosen bersikap seperti itu karena ingin mendapatkan lulusan yang berkualitas. Mahasiswa tidak hanya sekedar lulus, melainkan menyumbangkan sedikit pengembangan ilmu pengetahuan. Jika anda terjebak dalam permasalahan ini, langkah yang harus anda lakukan adalah berusaha kompromi terhadap kemauan dosen dan keinginan anda. Pahami karakter dosen tersebut dan kepakarannya. Seorang dosen tentu akan mengarahkan topik kuantitatif jika dia pakar atau ahli dalam bidang kuantitatif. Jadi anda tidak perlu ngotot untuk berseberangan dengan dosen karena kelulusan anda dipertaruhkan.
Masalah fatal lainnya adalah dosen sulit sekali ditemui. Dosen yang sebentar-sebentar nyebrang keluar negeri. Sebentar – sebentar dipanggil presiden untuk mengatasi masalah negara, sangat sulit sekali berjumpa apalagi diskusi tentang topik penelitian. Anda bisa menanyakan cara untuk menemui dosen tersebut kepada senior atau teman yang kebetulan mendapat bimbingan yang sama. Sehingga, pengajuan beberapa orang tentu akan membuat dosen itu berpikir untuk menyisihkan sedikit waktunya. Atau, jika benar-benar mentok dan waktu dosen itu sangaaat berharga sekali, anda bisa buka skripsi – skripsi terdahulu dengan bimbingan yang sama. Amati gaya penulisan, cara menganalisa, kerangka pemikiran, dan bagaimana ide skripsi itu dialirkan. Saya tidak meminta anda untuk menjiplak hasil kerja orang lain. Tapi percayalah, meskipun memiliki format yang sama dalam satu kampus sekalipun, gaya penulisan seseorang pasti berbeda-beda. Ada yang fokus menjelaskan pembahasan, ada yang bertele-tele di bagian tinjauan pustaka, dan ada yang suka sekali dengan metode penelitian. Dan anda bisa berkomunikasi dengan skripsi tersebut untuk menebak kira-kira kurangnya skripsi anda dimana? Dengan skripsi yang memiliki dosesn pembimbing yang sama, lebih bagus lagi dengan topik yang sama. Saat anda mendapat kesempatan langka untuk diskusi dengan dosen anda, anda sudah bisa dibilang siap, dan biasanya yang tidak bisa kita perbaiki sendiri adalah hasil penelitian. Sehingga dia akan fokus mengoreksi bagian tersebut yang memang menurut saya sangat penting dan itu gunanya bimbingan.
Ide
Masalah kedua yang sering saya dengar adalah mahasiswa belum juga menyusun proposal, padahal 1 semester sudah hampir habis berjalan. Lho kok bisa????
Banyak artikel yang mendorong anda untuk mendapatkan ide, namun saya langsung pada intinya saja. Anda hanya perlu bertanya pada diri anda, kompetensi anda ada dimana? Topik kualitatif atau kuantitatif? Jika anda belum bisa menjawab pertanyaan ini, lihat kembali transkip nilai sementara anda. Perhatikan mata kuliah alat penelitian yang mendapat nilai A. mulailah berpikir dari mana anda bisa mendapatkan ide dari mata kuliah tersebut.
Jangan berlama-lama berpikir, temukan jawaban anda di dalam perpustakaan. Cari skripsi yang sama topiknya dengan matakuliah yang anda sukai itu. Jawabanya “Pasti Ada”. Baca skripsi tersebut dan berpikirlah bagaimana cara anda memodifikasi penelitian tersebut sehingga menjadi sebuah penelitain baru. Modifikasi yang dimaksud bisa saja tempat yang berbeda, penambahan alat analisis, melanjutkan saran penelitian dari output skripsi tersebut (biasanya skripsi ada saran penelitian lanjutan), menggunakan alat analisis yang berbeda, menambah dan mengaitkan dengan situasi dan isu terkini. Tapi jangan lupa, jika anda ingin lulus cepat, jangan menyulitkan diri dengan membuat penelitian yang rumit, misalnya saja analisis pertumbuhan tanaman cengkeh. Padahal tanaman cengkeh tumbuhnya bisa tahunan dan baru berbuah umur 7 tahun.
Malas
Masalah terbesar sebenarnya adalah melawan rasa malas. Biasanya, mahasiswa skripsi sudah tidak mengambil mata kuliah lainnya. Alias full mengerjakan skripsi. Datang ke kampus hanya jika ada undangan seminar proposal, ketemu dosen, menghadiri seminar hasil rekan lainnya yang sama sama mengerjakan skripsi. Sehingga banyak sekali waktu luang. Tidak heran kebiasaan bangun siang, begadang sampai malam hanya untuk nonton anime atau download film, atau malah main game. Kebiasaan kebiasaan baru ini lambat laun menggeser waktu untuk mengerjakan skripsi. Pertama merasa bahwa anda banyak waktu sehingga tak perlu harus sekarang, kedua masih banyak teman yang juga belum mengerjakan atau belum seminar sampi sekarang, ketiga anda merasa bahwa skripsi tinggal nyontek skripsi yang sudah jadi di perpustakaan.
Tanpa anda sadari tiba-tiba waktu menjadi begitu sempit, sebentar lagi satu semester telah habis dan proposal anda belum selesai. Tiba – tiba anda seperti terkejar deadline dan ujung-ujungnya sakit tiphus kemudian menyalahkan skripsi.
Ini perlu diantisipasi sejak awal. Kemalasan pada mahasiswa tingkat akhir dirasakan memang cukup lumrah. Namun, jangan sampai anda tidak memanfaatkan waktu meskipun seandainya tidak ada hal lain yang akan anda kerjakan. Misalnya anda sudah sidang dan dinyatakan lulus, hanya menunggu waktu wisuda. Banyak mahasiswa memanfaatkan waktu luang tersebut dengan wiraswasta, belajar bisnis, menjadi tutor siswa SMU, dan lain sebagainya.
Strategi menghadapi skripsi
Berdasarkan tiga pokok masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa tersebut, saya memberikan beberapa tips strategi menghadapi skripsi. Antara lain:
Persiapkan sebelum waktunya
Sangat disarankan jika anda memiliki rencana kapan anda akan mengambil skripsi. Biasanya mahasiswa sangat mengerti akan hal ini. Satu semester sebelum anda memasuki skripsi, luangkan waktu jeda antar kelas ke perpustakaan. Baca skripsi sesuai yang anda minati. Buat konsep penelitian kumpulkan literatur. Mempersiapkan sebelum waktunya akan membantu anda menemukan masalah – masalah yang mungkin anda hadapi nanti. Tentunya hal ini akan berguna untuk mengantisipasinya.
Mental bertemu dengan orang orang penting
Membuat skripsi berarti anda dimungkinkan menjumpai dosen, pengusaha (jika anda menganalisa tentang usaha seseorang), petani dalam jumlah banyak, konsumen (jika anda melakukan kepuasan pelanggan). Salah satu cara agar anda terlihat percaya diri adalah melatih mental. Jangan sampai anda terlihat tanpa rencana dan tanpa tujuan ketika anda bertemu dengan pihak pihak tersebut. Tatap mata saat anda berbicara dan ungkapkan secara jelas. Hindari perdebatan saat melakukan bimbingan, namun pastikan dosen anda mengerti apa yang ada di dalam pikiran anda, sehingga terjadi pertukaran informasi yang berujung dengan perbaikan naskah anda.
Latihan berbicara didepan umum
Menghadapi seminar proposal dan seminar hasil dipastikan anda akan berbicara di depan umum meskipun itu adalah teman atau rekan anda sendiri. Jangan sepelekan waktu presentasi yang hanya berdurasi 15 menit. Waktu tersebut bagi sebagian mahasiswa adalah waktu terlama dalam hidupnya. Terkadang mereka tidak mampu membahas apa yang telah mereka kerjakan sehingga sangat terkesan hanya membaca slide powerpoint. Powerpoint yang baik hanya berupa poin – poin yang ingin anda sampaikan. Bukan pargaraf yang harus anda baca saat presentasi.
Berlatihlah di depan cermin. Tatap mata anda sendiri dan berbicaralah seperti anda dalam seminar tersebut.buatlah badan anda terlihat santai dengan gerakan yang tidak berlebihan. Saat anda presentasi nanti, tatap kepala audiense jika anda grogi menatap matanya.
Buat target penyelesaian
Guna mengatasi rasa malas, buatlah target penyelesaian. Buat tahapan – tahapan yang akan anda lakukan. Misalnya bulan januari anda membuat pendahuluan. Berarti pada bulan januari tersebut aktivitas anda disibukkan dengan mencari bahan literatur untuk membuat pendahuluan. Jangan pikirkan bab yang lain. Terus berikutnya sehingga anda merampungkan kesemua bab.
Pahami hakekat skripsi
Tujuan skripsi bagi mahasiswa adalah menulis karya tulis dan merasakan bagaimana proses penelitian, dari mencari literatur, mengumpulkan data, dan menyusun sebuah karya tulis. Terkesan sangat klasik sih memang…juga terkesan mau amannya saja. Tapi menurut saya, memang itulah dasar tujuan skripsi. Jika anda seorang mahasiswa yang idealis dan ingin membuat penelitian yang tidak biasa dari yang lain, tentu tidak salah. Tapi saya menyarankan sebaiknya idealisme tersebut anda gunakan saat anda menjadi dosen atau peneliti. Jika anda memahami maksud tujuan skripsi ini, maka anda bisa akan lebih luwes dalam “negosiasi” saat diskusi dengan dosen bimbingan anda.
Hadapi dengan senyuman
Jika anda menjumpai draft skripsi anda dicoret – coret, maka berita baiknya adalah anda akan memiliki banyak pekerjaan untuk membunuh waktu luang yang anda miliki. Jangan terlalu dibawa perasaan bahwa dosen anda tidak menyulai tulisan atau gagasan anda. Hal itu masih sangat wajar jika dibandingkan penolakan sebuah publisher pada jurnal yang saya kirim ke publisher tersebut. Atau pada penolakan atasan jika melihat kinerja bawahannya tidak baik. Alam dunia kerja masih lebih kejam dibandingkan dunia kemahasiswaan. Jadi nikmatilah proses tersebut. Jadikan itu sebagai suatu pembelajaran.
Jangan lupa berolahraga
Menghadapi rasa malas salah satunya adalah berolahraga. Ajak rekan anda untuk bermain futsal, atau setiap pagi keliling kampus lari pagi. Pikiran anda akan terasa lebih fresh yang kemudian diharapkan ada ide yang mengalir. Ingat, banyak yang berpendapat bahwa kerja otak kiri harus diimbangi oleh kerja otak kanan. Jadi asahlah kreatifitas anda dengan berolahraga, atau sekedar mendengarkan musik. Saat berolahraga lupakan masalah skripsi.
Kerjakan, bukan pikirkan!
Stress menghadapi suatu pekerjaan biasanya lebih disebabkan karena anda hanya memikirkan pekerjaan terebut, tetapi anda tidak mengerjakannya. Anda terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berpikir, sehingga otak terbebani oleh apa yang pernah anda pikirkan. Biarkan ide anda mengalir melalui draft atau naskah yang anda kerjakan. Gerakkan badan anda menuju ke perpustakaan ketimbang anda berpikir besok anda akan datang ke tempat tersebut.
Anda tetap harus berpikir saat anda ingin membuat kerangka pemikiran atau menentukan poin poin yang akan anda buat di dalam draft skripsi. namun, jangan biarkan itu mengendap di kepala anda, segera tulis apa yang menjadi ide dan segera lakukan.
Semoga tulisan saya ini adalah tulisan yang anda butuhkan, bukan tulisan yang ingin anda baca.
Terima kasih telah berkunjung.