|

Menguji bobot suatu karya tulis ilmiah

Sebagai penulis naskah, penting untuk dapat menilai karya tulis ilmiah sebelum menentukan jurnal yang akan dituju untuk langkah publikasi. Penilaian naskah ini berguna untuk menyingkat waktu yang diperlukan untuk mendapatkan jurnal yang tepat. Biasanya sebuah jurnal akan memberikan jawaban bahwa naskah tersebut ditolak atau akan ditinjau minimal dua minggu dari tanggal submit, bahkan ada yang hingga tiga bulan.

Selain menyelaraskan topik naskah dengan tujuan jurnal, penulis bisa menilai apakah naskah yang dihasilkan layak untuk masuk di dalam jurnal nasional akreditasi, atau non akreditasi, bagian dari buku, atau hanya dipublikasikan lewat seminar nasional / prosiding melalui kualitas naskah itu sendiri.

Para redaksi sebuah jurnal dengan para reviewernya yang handal biasanya dengan mudah mampu mengevaluasi apakah sebuah naskah memang layak diterbitkan di sebuah jurnal atau tidak. Jadi, tidak ada salahnya kita memposisikan sebagai seorang reviewer dan menilai terhadap naskah yang kita tulis.

Penilaian naskah dan bobot makalah

Secara umum, karya tulis ilmiah layak dipublikasikan di sebuah jurnal apabila memiliki sebuah terobosan baru atau novelty. Namun, berbicara novelty adalah suatu yang umum dan sulit dijabarkan karena bermakna sangat luas. Maka perlu beberapa petunjuk teknis yang memandu penulis untuk menentukan kualitas naskahnya. Berikut beberapa pertanyaan yang harus dijawab setelah membaca naskah sebuah karya tulis ilmiah:

Apakah makalah memberi informasi baru?

Informasi baru bisa diartikan sebagai informasi yang berbeda dari sebelumnya, atau informasi yang sama dengan kondisi penelitian yang berbeda. Hal umum yang mudah dipahami adalah informasi tersebut belum ditulis oleh orang lain. Jika jawabannya adalah iya, maka lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.

Seberapa mendalam/luas penulis memahami substansi?

Substansi dalam sebuah karya tulis ilmiah adalah kunci penting yang menunjukkan kualitas dari sebuah naskah. Jika penulis membuat naskah secara mendalam, tentu akan menarik pembaca. Terlebih lagi pembahasannya diperkuat oleh referensi – referensi yang berbobot seperti mengutip artikel dari jurnal internasional, atau jurnal nasional terakreditasi.

Apakah terdapat informasi penting dari naskah?

Jika karya tulis ilmiah memberikan informasi baru terhadap pengetahuan, pertanyaan selanjutnya adalah apakah informasi tersebut penting untuk dipublikasikan. Indikator penting atau tidaknya suatu naskah adalah bagaimana penulis mencantumkan tujuan dan perkiraan dampak terhadap penelitian atau tulisan yang telah disusun.

Apakah ada makna praktis, operasional, dan kebijakan?

Biasanya penelitian primer memuat makna praktis dan operasional. Sedangkan penulisan sekunder mencakup makna operasional dan kebijakan. Hal ini perlu dipertanyakan kembali penulis terhadap karya tulisnya apakah makna tersebut terkandung didalam naskah? Jika jawabnnya adalah iya, maka makalah yang ditulis memiliki bobot dan layak untuk dipublikasikan.

Apakah inti dan fokus makalah jelas?

Fokus yang dimaksud adalah benang merah yang dicoba dipasang penulis disetiap babnya berhubungan dan pembahasannya tidak berkembang terlalu jauh, fokus terhadap permasalahan yang berusaha dijawab di dalam pendahuluan. Pendahuluan memuat latar belakang masalah, metode memberikan gambaran bagaimana langkah yang ditempuh untuk menjawab permasalahan tersebut, hasil dan pembahasan menerangkan temuan yang dijumpai setelah data dan analisis dilakukan, ditutup dengan kesimpulan yang menjawab dari permasalahan dan tujuan yang sudah dihimpun sejak awal.

Adakah kaidah dan marwah scientific dalam makalah?

Karya tulis ilmiah tidak bisa lepas dari bagian sebuah scientific paper yang harus memenuhi peraturan peratutan baku. Pertanyaannya adalah apakah naskah yang ditulis sudah mengikuti kaidah scientific? Misalnya alur berpikir, metode yang tepat, dan logika pembahasannya dapat diterima secara bidang keilmuannya.

Adakah tindak lanjut yang dapat diambil?

Masih seputar tentang “kebermanfaatan” sebuah karya tulis, apakah naskah tersebut memiliki tindak lanjut yang dapat diambil untuk memperbaiki suatu kondisi, atau memperluas sisi pengetahuan? Naskah yang memiliki bobot yang baik adalah naskah yang dapat menjawab persoalan yang sedang dihadapi, memberikan solusi secara taktis, operasional atau kebijakan.

Apakah isi makalah dapat menjadi acuan dan memberi pencerahan?

Makalah yang akan diterbitkan apakah dapat menjadi acuan bagi komunitas atau wilayah tertentu? Ataukah hanya spesifik suatu desa dan kabupaten? Jika penulis berkeinginan untuk mempublikasikan dalam skala nasional, maka sebaiknya isi makalah dapat menjadi acuan dalam lingkup nasional meskipun kasus yang dibicarakan dalam naskah dalam lingkup daerah. Artinya, penulis mampu menceritakan suatu kondisi yang mungkin bisa terjadi hal yang serupa di daerah yang lain.

Jika mayoritas jawaban dari pertanyaan diatas adalah iya, maka naskah memiliki kualitas atau bobot dan layak untuk diperhitungkan dimuat di jurnal nasional. Bukan berarti naskah tersebut tanpa perbaikan, namun jika naskah sudah sesuai dengan tema jurnal dan memiliki kualitas yang bagus, biasanya perbaikannya hanya berkisar pada muatan dan bersifat minor.

Kendala penilaian naskah

Adapun beberapa kendala yang sering dijumpai yang berkaitan erat dengan bobot sebuah naskah adalah:

  1. Motivasi, semangat dan kemauan rendah
  2. Pikiran dan bacaan (minim pustaka)
  3. Kurangnya perhatian terhadap masalah aktual terkait
  4. Kurangnya komitmen, dedikasi/integritas
  5. Kurangnya keseriusan
  6. Tidak memahami substansi permasalahan
  7. Kurang cermat dan teliti
  8. Keterburu-buruan menyelesaikan naskah.

Terima kasih

Sumber: workshop pelatihan review, bogor 2017.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *