Memilih responden untuk uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas digunakan saat pembuatan instrumen penelitian seperti kuesioner. Kuesioner yang digunakan diuji terlebih dahulu apakah valid dan reliable. Berdasarkan beberapa sumber (Azwar, 1986), (Zulganef, 2006), (Sugiharto dan Sitinjak, 2006), validitas secara sederhana dapat diartikan menurut arti kata itu sendiri “valid” yang artinya bahwa apakah kuesioner yang dihasilkan ini mampu memberikan data yang akurat atau tidak .

Masih berdasarkan arti katanya, “reliable” memberikan pengertian apakah kuesioner yang akan digunakan dapat diandalkan atau tidak. Seberapa kuat kuesioner tersebut dapat digunakan dalam mengoleksi data di lapangan.

Mengapa harus valid dan reliable?

Dalam teknis pengujiannya, uji validitas menggunakan korelasi. Mengapa demikian? Korelasi menandakan bahwa terdapat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Artinya jika semua variabel pengamatan memiliki korelasi yang baik menandakan bahwa kuesioner yang disusun memiliki komprehensif dan topik yang spesifik.

Hal ini membantu peneliti untuk mampu membahas persoalan atau topik yang diangkat secara detil, karena antar variabel saling mendukung. Berbeda halnya jika ternyata sebagian besar variabel tersbeut tidak memiliki korelasi, bisa diartikan bahwa topiknya terlalu melebar dan sulit bagi peneliti nantinya untuk menyusun narasi satu variabel dengan variabel lainnya.

Masih dengan alasan yang sama, reliabilitas juga menghitung seberapa andal kuesioner tersebut dihitung dengan cara melihat dari nilai varians dibandingkan varians total (rumus Alpha Cronbach). Makin kecil selisih varians masing masing variabel dengan variabel secara total, maka kuesioner tersebut akan menghasilkan nilai alpha yang tinggi yang artinya semakin reliabel atau andal untuk digunakan.

Praktek uji validitas dan reliabilitas

Saya memiliki contoh file sebagai latihan yang  bisa di download pada link dibawah ini:

Data tersebut memiliki 28 pertanyaan dimana 23 pertanyaan dikelompokkan pada pertanyaan independen variabel, dan sisanya adalah pertanyaan untuk dependen variable dengan 51 jumlah responden.

Uji validitas

Pertama kita copykan data tersebut di SPSS :

data yang akan diolah

Kemudian klik analyze – correlate – bivariate

klik analyze – correlate – bivariate

Pada tampilan windows kita isikan Q1 sampai Q23 dan nilai X pada variables, beri centang pada pearson, two-tailed dan flag significant correlations.

Memberi isian Q1 sampai Q23 bermaksud untuk melihat validitas terhadap pertanyaan variabel variabel independen terhadap nilai X.

masukkan nilai Q1 – Q23 dan nilai X

Kemudian klik OK, dan perhatikan nilai significant (nilai pearson correlatin) variable X dengan masing masing hubungan variabel  (nilai berkisar antara 0 – 1). Semakin tinggi nilainya maka semakin bagus. Biasanya patokan nilai valid adalah diatas 0.3

hasil uji validitas

Jika dilihat dari nilai pearson correlation, kuesioner ini sudah OK karena semua nilai korelasinya diatas 0.3.

Permasalahannya adalah apabila peneliti ingin mengambil hanya 30 sample responden namun tetap valid dan reliable. Hal ini bisa disebabkan karena peneliti tersebut sudah membuat aturan pada proposalnya bahwa uji valid dan reliablenya menggunakan 30 responden. Otomatis dia harus memilah 51 responden tersebut menjadi 30 responden namun tetap valid.

Pengambilan 30 data yang akan di uji validitas tidak sepenuhnya mudah, perubahan jumlah sample akan mempengaruhi hasil uji validitas. Sebagai contoh, berikut data diambil dari responden 1 sampai 30 secara berurutan.

hasil uji validitas dengan n = 30

Terdapat satu variabel atau pertanyaan pada Q1 yang menjadi tidak valid (korelasinya dengan nilai X dibawah 0.3). Maka perlulah sedikit trik untuk mengetahui cara mengiliminasi responden tersebut.

Berasumsi mengunakan data sebelumnya, eliminasi akan dilakukan sehingga datanya berjumlah 30 (n=30). Karena jumlah awal n = 51, maka kita akan mengeliminasi sebanyak 21 responden.

Bagaimana caranya?

Karena data kelompok X (independen) juga merupakan data kelompok Y (dependen), maksudnya responden yang sama, maka dalam eliminasi ini akan mempengaruhi kedua kelompok secara langsung. ini lah yang menjadikan tantangan karena menemukan formulasi responden yang tepat untuk kelompok X belum tentu tepat untuk kelompok Y.

Pertama, kita perhatikan sifat dari korelasi yang dihasilkan. Mayoritas adalah berkorelasi positif. Artinya semakin tinggi nilainya maka korelasinya semakin kuat.

Kedua, beri rank pada nilai X dan nilai Y. jumlahkan nilai rank X dan Y kemudian short dari nilai yang terbesar ke nilai yang terkecil.

menyeleksi responden

Data yang akan kita eliminasi adalah data yang berada dalam rank menengah. Karena data ini berjumlah 51, maka nilai tengah berada di rank 25 atau 26. Perhatikan bahwa jika rank X adalah 25 maka belum tentu rank Y juga 25. Dalam hal inilah yang menjadi patokan mengeliminasi.

Prioritas utama adalah yang kedua duanya memiliki rank menengah. Kemudian setelah itu, pilih nilai rank yang mendekatinya. Misal salah satu X atau Y memiliki rank menengah.

arsir kuning akan di delete

Yang berarsir kuning adalah data yang akan didelete.

Hasil sortir eliminasi data ada pada file hasil sortir pada file yang sudah didownload diatas.

Kemudian kembali dilakukan uji validitas dan hasilnya adalah sebagai berikut untuk kelompok X.

validitas dan reliabilitas
hasil uji validitas setelah eliminasi

Dan untuk kelompok Y:

hasil uji validitas untuk kelompok Y

Uji Reliabilitas

Klik analyze – scale – reliability analysis, kemudian isikan pada windows yang muncul Q1 sampai Q23 (nilai X tidak dimasukkan) kemudian gunakan model = alpha. Klik OK

Oh iya, nilai yang dimasukkan tentu saja nilai atau data yang sudah dieliminasi hasil uji validitas diatas ya..

Akan muncul hasil output cronbach alpha, jika nilainya lebih besar dari 0.6, maka kuesioner tersebut dikatakan reliable.

Berikut hasil uji reliable pada latihan ini untuk kelompok pertanyaan independen variabel.

Dan berikut untuk kelompok dependen variable:

Terima kasih, selamat belajar!

219 pemikiran pada “Memilih responden untuk uji validitas dan reliabilitas”

  1. Assalamualaikum.. Pak saya izin bertanya, jika saya menggunakan 20 pertanyaan dengan 100 responden apakah akan valid dengan penggunaan uji rialibilitas, uji validitasi serta uji uji lainnya pak? 🙏🏻

    Balas
    • wa alaikum salam. valid tidaknya bukan dari jumlah pertanyaannya mbk.. tapi dari kualitas pertanyaan yang mbak buat. usahakan pertanyaan mudah dimengerti oleh responden dan arahkan datanya menyebar tidak mengelompok, misalnya semua pasti akan menjawab tidak semua. itu nanti uji validnya akan sedikit susah. terima kasih

      Balas
  2. Assalamualaikum pak agung
    Misal data responden target saya 100.
    Saya menanyakan untuk data responden uji valid dan reliabel itu kan ada 30 responden kalau saya nah data responden tahap awal ini bisa digunakan kembali untuk tahap selanjutnya?
    Apakah si peneliti cuman cari 70 lagi apa cari 100 lagi pak?
    Terimakasih

    Balas
  3. Assalamualaikum pak
    Saya sedang melakukan penelitian
    Pengambilan sampel saya menggunakan purposive sampling
    Dan berjumlah 16 responden dan pertanyaan 50 pak, apakah ada ketentuan minimal berapa responden untuk uji coba valid dan reliabel pak?
    Mohon dijawab pak🙏🙏🙏🙏🙏

    Balas
  4. Pak saya izin bertanya, alasan mengapa untuk uji responden tidak boleh dengan responden yang sama dengan responden yg akan saya teliti. Namun tetap dengan karakteristik yang sama. Dosen pembimbing saya menyuruh uji validitas kepada responden yg berbeda, kenapa seperti itu ya pak?

    Terima kasih pak

    Balas
  5. Selamat pagi pak agung, saya izin bertanya. Dosen pembimbing saya bilang kalau uji validitas di lakukan pada responden yg berbeda namun memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang akan saya ambil. Saya blm mengetahui alasan mengapa seperti itu pak? Apakah bapak bisa menjelaskan?
    Terima kasih pak

    Balas
    • memang lebih bagus memilih karateristik yang sama artinya mewakili. tapi saya tidak sependapat sepenuhnya. karena yang kita uji adalah kuesioner. seberapa paham responden awam sekalipun membaca kuesioner tersebut. misalnya mbk diminta mengisi kuesioner tentang kondisi bawah laut yang mbk sendiri blm punya pengalaman kesana, nah.. seberapa mampu kuesioner tersebut dipahami oleh orang awam sekalipun.

      tapi menjawab pertanyaan ini, mungkin dosen menginginkan responden yang mewakili dari sample sehingga valid tidaknya benar benar terukur pada sampling yang akan dijumpai nantinya.

      Balas
  6. pak izin bertanya, sy menggunakan teknik purposive sampling, jika saya melakukan penelitian di semarang tapi saya uji coba angket di beda daerah atau di luar semarang tapi dengan karakteristik responden yg sama dg untuk penelitian, bisa apa tidak ya pak? terimakasih.

    Balas
  7. _Assalamu’alaikum_
    Selamat sore pak Agung..
    Apakah sdh menjadi “ketentuan paten”, bila melakukan uji instrumen (kuesioner) itu harus dilakukan sebelum penyebaran pada sampel penelitian??
    Bila dilakukan pada waktu yg sma bgaimana ??

    Pak,, sya terlanjur telah melakukan uji instrumen/tryout (untk uji vlds & reliablts) & penyebaran kuesioner pada sampel penelitiansecara bersamaan (diwaktu yg sama, bukan bertahap. Ttpi pada orng yg berbeda).
    ✓jumlah sampel uji 36 orng
    ✓jumlah kuesioner 36 butir
    ✓hasilnya gugur/tdk valid 6 btir, shg yg valid&reilabel adalah 30butir.
    Lalu sya lgsung mengolah data dr sampel penelitian, karena proses pnyebaran kuesionernya bebarengan dg uji instrumen shg data/jawaban dri sampel penelitian sdh masuk.
    ✓123 sampel penelitian
    ✓dg 36butir prnytaan kuesioner, ktk olah data, 6butir yg tdk valid sya hapus.

    Mohon pencerahan nya pak..
    Terima kasih

    Balas
  8. Selamat malam, izin bertanya min. Saya akan melalukan penelitian dengan jumlah sample saya 82. Kebetulan saya menggunakan total sampling sehingga jumlah responden dalam penelitian saya 82. Saat ini saya akan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen saya, berapa banyak responden yg harus saya ambil untuk uji validitas ini. Terimakasih, mohon jawabannya min🙏

    Balas
    • selamat siang. tidak ada ketentuan harus berapa untuk validasi. 10 pun boleh. untuk menguji kuesioner saja, bukan pengujian data sebenarnya. terima kasih juga min..

      Balas
  9. Assalamualaikum,,,
    Izin bertanya, saya hanya mempunyai 50 responden untuk penelitian, apakah dalam pengujian validitas dan reliabilitas saya boleh mengambil 25 responden dari 50 responden tersebut atau harus mencari responden lainnya? Apabila tidak boleh apakah misalnya responden yang saya teliti yaitu kelas 7 apakah saya bisa mengambil responden untuk uji validitas dan reliabilitas dari kelas 8 atau 9
    Terimakasih, mohon jawabannya

    Balas
  10. Selamat sore pak…
    Tdi saya konsul dgn dosen saya tentang uji validitas trs kata dosen saya knp menggunakan rumus uji valid yg XY sedngkan judul saya satu variabel saja. Emang rumus satu variabel berbeda dgn rumus XY?

    Balas
  11. Pagi Pak..mau tanya kenapa uji var X dan Y harus dipisah?kenapa bukan digabung lalu dibandingkan dg nilai total X dan Y?terimakasih sebelumnya?

    Balas
  12. Pak izin bertanya, apabila saya sudah menguji validitas variable 1, 2, dan 3 namun variable 3 belum valid. Saya melakukan perubahan pertanyaan terhadap variable 3 dan menyebarkan angket ke responden berbeda. Apakah boleh Pak ?

    Balas
  13. Pak saya mau nanya saya sedang penelitian mohon untuk di jawab untuk penyebaran kuisioner di lingkup populasi penelitian saya hanya berjumlah 4 orang apakah kuisioner yang di sebar ke 4 orang itu bisa di uji reliabilitas dan validitas? Apakah ada kriteria untuk responden terkait junlah respondennya untuk membuat uji validitas dam reabilitas?

    Balas
  14. selamat malam pak, izin bertanya apakah data yang telah dieliminasi perlu disebar kembali ke responden untuk kedua kalinya? kemudian untuk data yang telah dieliminasi otomatis indikator juga tereliminasi, apakah itu tidak apa-apa?

    terimakasih banyak pak 🙏

    Balas
    • Pertama iya perlu diisi ulang kepada responden lama. Kedua bisa dieliminasi indikatornya. Tapi klo itu indikator yang penting, kuesionernya saja yang diubah atau diganti. Ini hanya validasi kuesioner, belum masuk ke indikator jadi tdk berarti indikatornya bermasalah. Terima kasih

      Balas
  15. Pak mau tanya apakah uji validitas ada ketentuan kreterianya untuk perapa responden. Sedangkan saya jumlah sampel responden ya sekitaran 192 . Mohon penjelasannya pak?

    Balas
  16. Selamat malam, saya ingin bertanya. Apakah boleh saya melakukan kuesioner uji coba kepada populasi yang berbeda dengan populasi penelitian nanti? (misalnya, untuk uji coba saya menyebar ke karyawan kota x, tetapi untuk penelitian saya menyebar kuesioner ke karyawan kota y). Terima kasih..

    Balas
  17. Assalamualaikum pak, ijin bertanya. Kalau misal penelitiannya hanya berbentuk survey (tidak mencari hubungan antar variabel) apakah tetap harus dilakukan uji validitas? selanjutnya, jika memang harus dilakukan uji validitas nanti rumus yg masukan X sama Y nya gmna ya pak karena lebih dari 2 variabel akan tetapi tidak mencari hubungan. Terimakasih sebelumnya pak.

    Balas
  18. Haloo, Pak..
    Saya ijin bertanya, bila terdapat banyak pertanyaan namun hanya butuh 2 responden/narsum saja apakah perlu diuji pertanyaannya, pak? Sedangkan pertanyaannya itu sudah pasti atau semacam SOP dari framework auditnya seperti itu, pak. Baiknya gimana ya, pak?

    Balas
  19. Ohh gitu pak. Soalnya penelitian saya langsung nyebar ke responden penelitian pak. Lalu sama dosen saya di komentari harusnya disebar ke responden lain yg karakteristiknya sama. Kalau memang mau langsung ke responden harus nunjukin teorinya yg membolehkan pak. Udah coba caro teorinya belum nemu pak. Itu gimana ya pak?

    Balas
  20. Assalamualaikum Pak saya mau bertanya. Kalau uji valid dan reliabel langsung disebar ke sampel penelitian boleh pak? Kalau memang bisa saya bisa nemu teorinya dimana ya pak yg menyatakan bisa? Mohon dijawab ya pak. Terima kasih

    Balas
    • wa alaikum salam..idealnya dilakukan setelah pembuatan kuesioner untuk menguji kuesioner. Jadi tidak perlu mencari teori yang bisa disebar kepenelitian ya.. karena terkadang realitanya tidak ideal. tapi apa itu dilarang? sepertinya tidak karena biasanya responden yang diambil melebihi kebutuhan sampling dengan dilengkapi enumerator saat wawancara. sehingga bias informasi akibat penulisan kuesioner bisa dihindari.

      Balas
      • Ohh gitu pak. Soalnya penelitian saya langsung nyebar ke responden penelitian pak. Lalu sama dosen saya di komentari harusnya disebar ke responden lain yg karakteristiknya sama. Kalau memang mau langsung ke responden harus nunjukin teorinya yg membolehkan pak. Udah coba caro teorinya belum nemu pak. Itu gimana ya pak?

        Balas
  21. Assalamualaikum pak maaf mau tanya
    kalau seumpama responden asli saya untuk penelitian adalah pasien dengan hipertensi, apakah ketika saya lakukan validitas dan reliabilitas harus pasien hipertensi juga? atau boleh responden acak yang tidak bersangkutan dengan variabel penelitian saya/ pasien hipertensi?

    Balas
  22. Selmat malam mau bertaya bagaimana caranya uji validitas dan reliabilitas jika variabel x terdapat 15 item dan hanya 1 responden sedangkan pada variabel y terdapat 16 item dan 15 responden..
    Bagaimna itu pak😇😇😇😇

    Balas
    • saya rasa tidak adil jika variabel x nya hanya 1 responden ya.. lebih baik ditambah dulu respondennya. bagaimana menganalisisnya jika hanya satu responden Mheili? terima kasih

      Balas
  23. Selamat malam Pak agung.
    Saya mau tanya. saya punya 87 responden. Kira2 87 orang tersebut menjadi objek data pengujian valid dan reliabel atau saya mengambil 30 orang saja sebagai pengujian valid dan reliabel ? Kemudian sisanya 57 orang untuk uji korelasi

    Balas
  24. Halo pak, izin bertanya. apakah uji validitas harus dilakukan sampai semua data valid? Atau apabila ada atribut yang tidak valid dapat langsung dibuang dan dilanjutkan uji reliabilitas? Terimakasih sebelumnya pak

    Balas
  25. Assalamualaikum izin bertanya, jika responden di uji validitas variabel X dan Y berbeda apakah boleh? Misal responden di uji validitas di X itu 70 orang sedangkan responden di di uji validitas Y 30. Apakah boleh pak? Apakah bisa mempengaruhi di uji reliabilitasnya?

    Balas
  26. Halo mas, saya mau tanya. Jumlah sampel saya ada 20 responden, dan jumlah pertanyaan dalam kuesioner saya ada 14 butir. Apakah itu terlalu sedikit dan bisa mempengaruhi uji nya? Karena saya sudah mencoba untuk menguji datanya, walaupun valid tapi di korelasinya negatif dan signifikasinya sangat lebih dari 0,005. Kira kira solusinya apa ya? Mohon pencerahannya.

    Balas
    • dalam hal ini tidak ada hubungannya dengan korelasi positif atau negatif ya mbk.. jika sudah valid dan reliable maka kuesioner tersebut siap digunakan. mengenai hasil penelitiannya itu hal yang berbeda. terima kasih

      Balas
  27. Selamat malam mas, apabila saya melakukan pre test pada 100 responden Lalu ternyata hasilnya valid Dan reliabel, apakah itu tidak masalah ? Terima kasih

    Balas
  28. Selamat malam pak, kalau misal data saya x,y,z nya valid tapi ada beberapa item yg ketika uji reliabilitas tdk reliabel, lalu hrs bagaimana agar reliabel?

    Balas
  29. selamat malam pak.. perkenalkan saya dini, mahasiswa yg sedang skripsi.

    mau menanyakan beberapa hal pak. jadi saya pre test ke 30 responden, setelah olah data semua pertanyaan valid. tetapi variabel x1 tidak reliable. kira-kira itu karena faktor apa ya pak? padahal penilaian yang diberikan responden bagus yaitu rata2 penilaiannya pada range 4-5 dengan skala interval. apakah saya perlu sebar kuesioner ulang? kira-kira agar valid dan reliable kuesioner itu harus seperti apa?

    saya sangat mengharapkan jawaban dari bapak. atas perhatiannya terima kasih.

    Balas
    • ini pertanyaannya bisa buat saya nulis artikel khusus nih mbk..hehehehehe.
      di bagian awal dari artikel ini saya sudah tuliskan penyebab tidak reliabel biasanya karena variansnya kurang banyak. atau jawaban responden kurang bervariasi. hal ini dikuatkan oleh cerita mbk dini bahwa responden memberikan penilaian yang bagus dengan range 4-5. lalu 1 – 3 nya ga pernah diisi? jangan terlalu takut dengan responden yang memberikan jawaban nilai rendah karena secara statistik akan memberikan varians yang bagus.
      apa yang harus dilakukan? tergantung mbk sendri. bisa menambah responden bisa juga membuang x1.
      terima kasih ya.. subscribe my channel.

      Balas
  30. Selamat malam Pak, izin bertanya apakah uji coba instrumen penelitian itu boleh dilakukan pada sampel penelitian? Takutnya nanti jawaban responden saat uji coba berbeda dgn jawaban saat penelitian yg sesungguhnya. Mohon pencerahannya Pak, terima kasih.

    Balas
  31. Selamat siang pak. Saya mau bertanya, apakah item2 pernyataan yang tidak valid tdk diikut sertakan dlm uji reliabilitas pak? Dan kenapa demikian?

    Balas
  32. Izin bertanya, untuk uji validitas apakah harus di luar sampel penelitian? Kemudian untuk uji reliabilitas apakah dengan data yg sama maksudnya responden yg sama dengan uji validitas? Dan untuk uji reliabilitas soal yg tidak valid tidak di ikut sertakan? Terimakasih

    Balas
    • pertama tidak harus, bisa iya bisa tidak, tergantung kondisi. kedua iya, responden yang sama. ketiga bisa tidak diikutsertakan, bisa diperbaiki kemudian uji validitas lagi. terima kasih

      Balas
  33. Selamat malam, ijin bertanya jika saya mengambil 30 responden dari 90 sampel yg akan diuji,, dan sudah didapat hasil instrumen pertanyaan yg valid, apakah 30 responden yg dipake uji valid td perlu mengisi kuisioner yg sudah valid td untuk uji korelasi/regresi berhubung item pertanyaannya pasti tidak jauh berbeda. Mohon penjelasan

    Balas
  34. Selamat malam ijin bertanya,
    Apabila untuk uji valid n reliabel saya mengambil sampel 30 dari 90 responden yg akan diteliti,, kemudian didapat hasil instrumen yg valid dan reliabel,, lalu apakah 30 sampel uji valid/reliabel td perlu untuk mengisi pernyataan kuisioner yg sudah valid td yg nantinya digunakan untuk uji korelasi,, mengingat pernyataannya pasti akan masih sama klo valid semua ataupun klo ada yg tidak valid tinggal di drop,, mohon penjelasannya.

    Balas
    • jika responden pada uji validasi dan reliabel tersebut memang responden sampling untuk penelitian, maka silahkan saja langsung diambil datanya. tapi pengujian validasi dan reliable tidak harus responden sampling. bisa saja teman dekat, maka biasanya responden untuk uji korelasinya berbeda dengan responden validasi. terima kasih

      Balas
  35. Selamat sore Pak Agung,
    Saya ingin menanyakan perihal uji validitas dan reliabilitas terhadap soal tes Pilihan Ganda berjumlah 30 butir. Saya sudah mengujinya terhadap 40 responden, dan setelah diolah secara statistik, hasil menunjukkan bahwa tes Pilihan Ganda tersebut valid dan reliabel. Pertanyaan saya adalah, saya hanya ingin memastikan apakah pemilihan 40 responden yang saya lakukan sudah benar? Sebenarnya adakah teori yang menyatakan bahwa jumlah responden boleh minimal 30? Terima kasih sebelumnya Pak.

    Balas
  36. Assalamualaikum. Saya baru baca artikel ini. Saya mau tanya, pak. Item pertanyaan variabel Y saya ada 6 dgn sampel berjumlah 376. Pas uji reliabilitas, 6 item itu tidak reliabel dan validitasnya pun di bawah rata-rata (<0,3). Pasalnya, item pertanyaan var. X yg jumlahnya 14 itu valid sma reliabel. Bagaimana pak? Apa saya harus mengubah pertanyaan, menyebarkan kuesioner lagi, atau ada yg salah dalam jumlah pertanyaan dan sampelnya? Makasih

    Balas
  37. Assalamualaikum. Saya baru baca artikel ini. Saya mau tanya, pak. Pertanyaan untuk variabel X saya ada 6 dengan sampel 376. Pas saya uji, 6 item tersebut valid tapi tidak reliabel. Alhasil, berpengaruh pada validitas itemnya di uji reliabilitas. Apakah saya harus menambah pertanyaan lagi atau uji ulang var. Y? Soalnya yg variabel X (ada 14 item pertanyaan) itu valid sama reliabel semua. Terimakasih

    Balas
  38. Assalamu’alaikum pak.. Maaf Pak.. mau bertanya
    Untuk uji validitas kuisioner tapi jumlah sampel hanya 4 responden itu bagaimana njih? Soalnya kalau membandingkan r hitung dengan r tabel, r tabelnya tidak memenuhi.. 🙏

    Balas
    • wa alaikum salam… baiknya evaluasi kuesionernya dulu mbk. dikuatirkan kuesionernya belum runut dan mudah dimengerti responden. baru uji validasi dengan responden baru. terima kasih

      Balas
  39. tamya dong. apkah uji validitas dan reliabilitas menggunakan data riil atau boleh ngarang sendiri untuk menguji kuisonernya?

    Balas
  40. bagaimana kalau peneliti tidak sebar kuesioner uji 30 yg valid sama relia? tapi langsung mengambil 100(misal) responden dari jumlah total sampelnya baru di uji

    Balas
      • uji validitas sebenarnya menilai kuesioner. apakah kuesioner tersebut bisa dipahami oleh responden (valid dan reliable), tidak ada miss antara jawaban soal satu dengan yang lainnya. maka dari itu, tidak memerlukan syarat berapa harus minimal responden yang dilibatkan. bahkan, responden juga tidak harus calon responden penelitian.

        mengenai jawaban 15 bisa atau tidak, itu tergantung rasa nyaman peneliti yang melakukan. saya tidak akan terjebak validitas minimal sekian sekian. terima kasih

        Balas
        • Uji coba instrumen itu bisakah dilakukan terhadap responden penelitian? Takutnya nanti responden TDK konsisten atas jawabannya. Beda jawabanx saat uji coba dgn saat sudah penelitian.
          Mungkin bisa diterapkan untuk kuisioner yg non tes, tp bgmn dgn instrumen tes misalx hasil belajar.
          Mohon pencerahannya. Terima kasih.

          Balas
          • selamat malam pak… pada dasarnya responden uji validasi dan reliable berbeda dengan responden penelitian. tapi bisa saja dilakukan di responden penelitian. biasanya menjadi sekaligus langsung penelitian juga langsung uji validasi. resikonya, jika tidak valid maka penelitian bisa diulang.

            begini, uji validasi itu memperlihatkan berapa kuat korelasi antara soal satu dengan soal lainnya. beberapa kasus ditemukan tidak berkorelasi atau tidak valid karena karena (1) tidak konsisten membuat skala, misalnya ada satu soal pilihan buruk hingga baik, dan 5 adalah nilai baik, sedangkan di soal yang lain ternyata ada nilai 1 justru yang bernilai baik. (2) kecenderungan acak responden, pada proses penjaringan data biasanya sudah dipolakan. misal pada bagian A org yang menjawab pendapatan tinggi, akan cenderung menjawab pengeluaran lebih tinggi dibanding yang menjawab berpendapatan rendah. kecenderungan ini yang akan menyebabkan nanti soal tersebut valid atau tidak. karena kecenderungan tersebut bisa disebabkan karena jelas atau tidaknya soal yang dibuat.

            solusi yang bisa saya tawarkan untuk instrumen tes adalah menggunakan responden selain responden penelitian. misalnya adalah panitia, atau guru, atau kakak tingkatnya. kemudian soal yang sudah valid tersebut diberikan ke peserta tes dengan acak. terima kasih

  41. Maaf menganggu, pak saya ingin bertanyaa selain melihat correlated item correlation (diskriminasi item) apa ada cara lain utk melihat valid atau tidak nya suatu item?
    Terima kasih

    Balas

Tinggalkan komentar