Memanfaatkan Modus Saat Pengambilan Data

Modus atau biasa dilambangkan dengan Mo merupakan data yang muncul terbanyak dari yang lain di sebuah kumpulan data. Banyak orang yang sudah mengetahui pengertian ini, namun tidak banyak yang mengetahui kegunaan dan trik berguna menggunakan modus untuk pengumpulan data di lapangan.

Khususnya data sosial ekonomi yang biasanya peneliti tidak memiliki kemampuan untuk membuat kondisi atau lingkungan khusus dalam penentuan data tersebut. Sehingga keragaman data dalam genggamannya diperolah dengan cara mencari responden sebanyak banyaknya dan ini lebih melelahkan dibandingkan peneliti yang hanya berdiam di dalam ruangan mengamati bakteri dalam sebuah cawan.

Cara Menentukan nilai Modus

Menentukan nilai modus merupakan cara yang paling mudah karena tidak ada rumus untuk menghitungnya. Mo dapat ditentukan dengan cara menghitung masing masing nilai dalam kelompok data, kemudian nilai yang memiliki frekuensi tertinggi adalah nilai modusnya.

Dalam excel, pertama kali kita bisa mengurutkan rank dari kelompok data tersebut, kemudian short dari rendah ke tinggi kolom rank yang dibuat sebelumnya. Ini bertujuan untuk mengurutkan data dari terendah hingga tertinggi. Kemudian gunakan rumus countif untuk menghitung berapa banyak masing masing nilai muncul dalam kelompok data tersebut. Gunakan rumus max untuk mengetahui frekuensi tertinggi, dan nilai yang bertepatan pada pada frekuensi tersebut adalah nilai modusnya.

Lalu, apa hubungannya dengan pengambilan data sesuai judul artikel ini?

Pada analisis kuantitatif seperti statistik inferensia, beberapa membutuhkan data yang menyebar secara normal. contohnya saja adalah analisis regresi berganda. Selain memperhitungkan data minimal regresi, sebaiknya perhatikan juga sebaran data tersebut. Karena pengambilan data yang tidak emmenuhi syarat sebaran normal akan merepotkan saat pengolahan data.

histogram di SPSS

Sebaran data normal dicirikan dengan nilai modus tidak berbeda jauh dengan rata – rata dan median. Jika ketiga angka ini berada dalam satu nilai, bisa dipastikan data akan menyebar normal. semakin menyimpang nilai median, mean, dan modusnya, maka data semakin menyimpang kekiri atau kekanan, dengan kata lain tidak menyebar normal (jika digambarkan dengan histogram).

Jika modus lebih rendah dibandingkan nilai mean dan median, berarti banyak kelompok data yang rendah dan ada data pencilan yang tinggi yang mengganggu nilai mean nya. Sebaliknya, jika modus lebih tinggi dibandingkan nilai meannya, maka banyak kelompok data yang lebih tinggi dan terdapat data pencilan yang rendah.

Saat pengambilan data, jika peneliti melakukan pengambilan data sendiri, maka secara umum akan dapat menyimpulkan bentuk sebaran data yang sudah diperoleh. Misalkan pada variabel pendapatan. Dari 20 responden yang ditemui, berapa banyak range pendapatan yang dijumpai. Pertanyaannya selanjutnya apakah sudah ada range pendapatan lain untuk dicari respondennya agar semua kalangan terpenuhi? Karena jika peneliti tersebut ingin mengetahui hubungan pendapatan dengan variabel lain (misalnya preferensi produk), tentunya keragaman kelompok responden dari pendapatan yang berbeda akan membuat data analisis semakin baik.

Oleh sebab itu, jangan dulu bersenang hati jika sudah mendapatkan kuota sampling (jumlah sample mencukupi) tapi ternyata kesemuanya hanya berasal dari satu kelompok saja. Bisa jadi data tidak menyebar normal, dan kemungkinan kembali turun lapang akan terulang jika ternyata data tersebut tidak cukup merepresentasikan hipotesis penelitian.

Lalu mengapa yang digunakan modus, bukan mean atau median saat pengambilan data?

Saat turun di lapang dan melakukan pengambilan data, bukan tidak mungkin peneliti minim akan peralatan. Dibandingkan yang lainnya, modus tidak memerlukan rumus jadi peneliti bisa menggunakan tehnik scanning saat jeda dan menganalisis singkat kira kira modusnya sudah tepat ditengah kelompok data ataukah belum. Scanning dilakukan dengan melihat sekilas quesioner yang telah diisi dan dengan rekam pikiran, peneliti bisa menduga modus tersebut.

Berbeda dengan mean dan median yang harus mengurutkan, membagi dengan jumlah n. meskipunn sebenarnya pada level yang lebih tinggi, peneliti juga mampu memprediksi mean dengan hanya tehnik scanning. Tentunya tingkat akurasi antar peneliti berbeda – beda.

Jadi, jangan remehkan pemahaman tentang modus ya..

Selamat belajar.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *