|

Etika Penelitian: Hindari Perbuatan – Perbuatan ini Selama Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses mendalami suatu kebenaran (definisi menurut saya). Selain data dan alat penelitian, karakteristik peneliti sangat mempengaruhi hasil dan kualitas penelitian. Sejak awal pembuatan konsep penelitian, peneliti harus jeli melihat permasalahan dan juga objektif dalam melihat suatu masalah. Selama proses penelitian pun kejujuran sangat dituntut untuk bisa mendapatkan data yang berkualitas.

Hasil penelitian saya ibaratkan hanya sebuah produk yang bisa dengan sangat mudah di duplikasi atau dibajak, seperti layaknya produk – produk lain. Belum lagi ditambah subjektifitas kepada pihak penguasa yang sedang membutuhkan bukti otentik prestasi kinerjanya. Peran peneliti dalam menghasilkan hasil yang objektiv dengan hasil yang apa adanya sangat penting, karena hasil yang ditulisnya biasanya membuahkan hasil implikasi kebijakan lanjutan untuk dapat dikembangkan. Jika hasil yang dibuat hanya berdasarkan “pesanan”, tentu sangat tidak etis dan dapat membahayakan kebijakan yang diambil setelahnya.

Sebuah penelitian memiliki etika penelitian. Etika tersebut jika dilanggar akan menyebabkan sanksi moral peneliti yang  dikenal sebagai plagiator ataupun hal lain yang kurang menyenangkan. Bahkan, orang yang merasa dirugikan bisa melakukan gugatan dengan bukti- bukti yang dimilikinya.

Lalu apa saja perbuatan tercela yang dapat dilakukan peneliti selama melakukan penelitian?

Fabrikasi

Fabrikasi merupakan penelitian yang dikarang – karang. Data fiktif kemudian diolah dengan alat penelitian sehingga merumuskan sesuatu. Mungkin kita berpikir, tidak mungkin saya membuat fabrikasi…. Tapi tunggu dulu, seandainya anda sedang melakukan pengambilan data kuesioner misalnya. Datang pagi pagi dengan semangat, kemudia satu demi satu petani didatangi,ternyata waktu yang anda perhitungkan meleset. Anda membayangkan dapat mewawancarai 50 petani dalam sehari, ternyata hingga pukul tiga sore anda baru menyelesaikan 20 orang saja. Kemudian anda dibisiki rekan “ rata-rata petani disini sama kok, paling datanya ya gitu-gitu aja”. Nah, kalimat itu merupakan salah satu godaan anda untuk melakukan fabrikasi, meskipun tidak seratus persen.

etika penelitian
Proses pengumpulan data

Anda perlu menyadari bahwa untuk data sample yang telah ditentukan, variasi data itu penting meskipun hanya sedikit yang berbeda. Lalu jika data tersebut data sample yang anda karang – karang, data yang anda buat sendiri itu mewakili siapa?

Jangan sampai anda terjerumus dalam fabrikasi, sekecil apapun. Buatlah sebuah logbook agar anda dapat menghindari hal ini. Logbook bisa anda gunakan sebagai bukti bahwa anda tidak melakukan fabrikasi. Di dalam logbook biasanya berisi kegiatan dan output yang telah dilakukan termasuk bukti (photo atau dokumen) sehingga kegiatan yang anda lakukan dapat dimaklumi secara wajar.

Falsifikasi

Setelah mengumpulkan data dengan benar, saat mengolah data berhati – hatilah dengan falsifikasi. Falsifikasi merupakan aktivitas memalsukan dengan mengubah atau melaporkan yang salah, termasuk membuang data yang bertentangan untuk mengubah hasil. Misalnya : anda menjumpai bahwa suatu program kegiatan ternyata tidak efektif dan sebaiknya dihentikan. Namun, atasan anda mengatakan bahwa program kegiatan tersebut harus dilanjutkan. Agar sesuai dengan mandat atasan, anda mengutak atik hasil penelitian sehingga menghasilkan laporan yang menyenangkan atasan anda. Jelas itu falsifikasi

Contoh gampang yang sering terjadi di tingkat mahasiswa : hasil tidak sesuai hipotesis. Kemudian sibuk mengotak atik datanya hingga pengambilan data ulang, masih tidak sesuai dengan hipotesis. Kemudian mulai frustasi dan berniat mengganti topik lain. Bisa terjadi falsifikasi jika mahasiswa tersebut kepepet waktu untuk segera lulus. 

Plagiarisme

Plagiarisme lebih familiar ketimbang perbuatan tercela sebelumnya. Mengutip pernyataan peneliti lain memang tidak dilarang, namun hal itu memiliki aturan yakni memberinya penghargaan dengan mencantumkan sumber dari pernyataan tersebut. Jangan takut jika anda hanya terkesan mencomot – comot pernyataan orang lain dan menggabungkan dalam satu tulisan. Hal itu masih normal sesuai koridor yang ada, justru ide atau tulisan yang anda tambahkan tersebut akan menjadi kuat. Jenis tulisan yang memuat berbagai macam pandangan peneliti biasanya ditulis dalam sebuah review.

Berikut cara mencegah plagiarisme dalam penelitian yang saya kutip dari buku Pedoman Penulisan karya Ilmiah yang dikeluarkan oleh Institut Pertanian Bogor

  1. Meningkatkan kejujuran dan rasa bertanggung jawab
  2. Meningkatkan pemahaman bahwa plagiarisme akan berimplikasi moral
  3. Meningkatkan kecermatan dan kesaksamaan untuk memilah dan menentukan pustaka acuan
  4. Mempunyai rasa percaya diri bahwa rencana penelitiannya bukan contekan
  5. Memiliki keyakinan bahwa data atau informasi dari peneliti lain dengan menyatakan terima kasih atau menyebut sumber tulisan yang dikutipnya
  6. Membuat catatan penelitian agar semua yang dilakukannya terekam dengna baik untuk pembuktian tidak ada pemalsuan data atau hasil penelitian

Adapun cara mencegah kecenderungan plagiarisme dalam penulisan, masih dalam sumber yang sama:

  1. Mengarsipkan sumber-sumber acuan asli sehingga terhindar dari kecerobohan yang disengaja
  2. Memahamai benar maksud tulisan orang lain yang akan dikutip
  3. Mahir membuat parafrase untuk mengungkapkan rangkuman dari berbagai tulisan atau pemikiran orang lain
  4. Menghargai hak kepengarangan dan hak atas kekayaan intelektual,
  5. Menuliskan sumber acuan untuk gagasan atau hasil orang lain sebagai pengakuan dan penghargaan.

Sebagai penutup, saya menekankan bahwa hasil penelitian akan menjadi berguna ditangan peneliti yang memiliki karakter baik dan mampu menghindari perbuatan tercela selama penelitian. Semoga andalah orang tersebut.

Terima kasih sudah berkunjung

Similar Posts

4 Comments

  1. stuju dengan bapak2 disini
    meskipun hasil tidak sesuai hipotesis, tp itu tetap informasi kondisi riilnya
    sy ingin bertanya pak, jika uji instrumen lolos (validitas & reliabilitas), namun asumsi klasik tidak lolos, apakah harus dilakukan pengambilan data lagi? jika harus melakukan pengambilan data ulang, apakah sy harus mengubah kuesioner lg atau bagaimana pak? terima kasih banyak, apakah ada flowchart utk melakukan penelitian? terima kasih

    1. Uji asumsi klasik tdk lolos bukan berarti harus mengulang dari kuesioner. Biasanya kendala uji asumsi klasik adalah karna pemilihan responden atau teknik samplingnya yang keliru. Tentang flowchart penelitian dimulai pembuatan idea concept proposal, mini proposal, proposal, rancangan penelitian, pengumpulan data, olah data, dan terakhir pembuatan laporan. Masukan yang bagus, mungkin suatu saat saya akan membahas flowchart penelitian

    1. stuju dengan bapak2 disini
      meskipun hasil tidak sesuai hipotesis, tp itu tetap informasi kondisi riilnya
      sy ingin bertanya pak, jika uji instrumen lolos (validitas & reliabilitas), namun asumsi klasik tidak lolos, apakah harus dilakukan pengambilan data lagi? jika harus melakukan pengambilan data ulang, apakah sy harus mengubah kuesioner lg atau bagaimana pak? terima kasih banyak, apakah ada flowchart utk melakukan penelitian? terima kasih

Tinggalkan Balasan ke no one Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *